Sukses

Suka Duka Guru Berkeliling Datangi Rumah Siswa yang Tak Miliki Ponsel di Grobogan

Langkah ini dilakukan lantaran pembelajaran online dinilai kurang efektif. Terlebih, jika dilakukan secara berkelompok

Liputan6.com, Grobogan - Berbagai cara dilakukan guru untuk bisa memberikan pelajaran kepada siswa. Mayoritas menggunakan metode pembelajaran cara daring.

Namun dalam kondisi serba terbatas, tanpa fasilitas ponsel atau sinyal internet, seorang guru di Grobogan, Jawa Tengah terpaksa belajar tatap muka.

Heri Yuliyanto, guru olah raga yang mengajar di SD Negeri 3 dan 7, Desa Sumberejo, Kecamatan Karangrayung mendatangi rumah siswa.

“Pembelajaran lewat during baik lewat Whatsapp atau lewat internet berat diterapkan di sini (desa Sumberejosari). Dari anak enam, yang punya HP bisa internat hanya dua atau tiga. Akhirnya anak disuruh belajar kelompok,” kata Heri, kepada Liputan6.com, di Grobogan.

Langkah ini dilakukan lantaran pembelajaran online dinilai kurang efektif. Terlebih, jika dilakukan secara berkelompok. Pasalnya, saat anak belajar kelompok karena keterbatasan ponsel, yang terjadi anak main gim bersama.

“Karena kondisi itu, maka harus ada pendampingan. Untuk melakukan pendampingan, maka guru harus melakukan kunjungan ke rumah siswa. Karena bukan les privat maka sistim pembelajaran kita gunakan per dukuh atau per RW jika di kota,” kata guru yang membimbing 80 siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 ini.

Setelah kumpul empat hingga delapan siswa yang tinggal satu dukuh. Kemudian guru datang ke tempat yang telah disepakati.

“Nilai plus pelajaran saya kan meningkatkan kesehatan anak. Selain masalah pelajaran untuk kesehatan biar badan anak bisa kuat melawan Covid. Maka belajar cari keringat dan refresing biar imun anak naik jadi lebih kuat melawan Covid,” kata pengurus cabor voli Pemkab Grobogan ini.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Siswa Gembira Berolahrga

Pelajaran tatap muka, menjadi hiburan sendiri bagi siswa. Setelah hampir enam bulan tidak ada pelajaran di kelas anak tidak jarang yang meminta guru datang. Sebulan ada 24 pertemuan dengan metode satu hingga dua pertemuan per hari.

“Malah kadang anak WA ngabari teman-temannya sudah diberitahu jika saya akan datang ke rumah. Dan mereka senang badan jadi sehat dan lebih kuat melawan Covid-19. Saat pertemuan saya bawa termogun untuk ukur suhu badan yang diatas 37 ya saya minta istirahat dulu tidak ikut pertemuan,” katanya.

Putri, salah satu siswa mengaku senang ketika bisa pelajaran tatap muka. Olahraga yang merupakan mata pelajaran permainan menjadikan badan lebih sehat.

“Seneng bisa bertemu teman dan guru,” ucap Putri.

Hal serupa dirasakan Maino, siswa yang diajar peralatan olahraga oleh Heri. Dengan semangat Maino selalu memberikan informasi ke teman-temannya.

“Saya sudah kabari teman teman. Saya datang ke rumah temen beri tahu pak guru akan datang. Biar datang kan asyik bisa belajar bareng,” ucapnya.

3 dari 3 halaman

Kondisi Geografis Kecamatan Karangrayung

Kecamatan Karangrayung merupakan kecamatan paling ujung selatan Kabupaten Grobogan yang berbatasan dengan Kabupaten Boyolali.

Dari 37 guru olahraga, baru 14 orang yang berstatus Aparatus Sipil Negara (ASN) dengan tanggung jawab dua sekolah per satu ASN. Sedangkan 23 orang lainnya merupakan nonASN.

Desa Sumberejo yang merupakan pusat pemerintahan, merupakan desa paling ramai dengan jumlah sekolah dasar 11 uni. Tujuh berstatus negeri sedang empat lainnya swasta.

“Wilayah Kabupaten Grobogan ada yang masih terhalang sinyal HP. Jadi kita menerapkan pembelajaran tatap muka. Namun, pembelajaran tidak disekolah alias kunjungan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan, Amin Hidayat.

Protokol kesehatan seperti masker dan pengukuran suhu badan hingga menjaga kebersihan menjadi hal yang perlu dilakukan.

“Seperti yang disyaratkan Menteri Pendidikan Nadiem Makarim, pembelajaran tatap muka sudah mrndapat ijin dari orang tua,” ucapnya.