Liputan6.com, Blora - Ditolaknya Alenda Primavea Dewi (11) atau yang akrab disapa Vea secara halus oleh sejumlah sekolahan dasar (SD) di Kabupaten Blora, Jawa Tengah pada tahun 2019 lalu menyimpan sebuah cerita yang belum banyak diketahui.
Bruriya Nurjiwana (36), tetangga Vea mengaku, dulu ibunya Vea sampai pontang-panting dan menangis di hadapan pihak sekolah karena dipersulit saat ingin melanjutkan sekolah.
"Memang dulu Vea ditolak secara halus oleh sejumlah SD. Alasannya diminta untuk membuat surat keterangan dari Psikolog," ujar Bruriya saat ditemui Liputan6.com, akhir pekan kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian, katanya, orangtua Vea disarankan agar menyekolahkan anaknya tersebut ke pendidikan dasar di Sekolah Luar Biasa (SLB). Bruriya menceritakan, usai kejadian tersebut dirinya sempat mengunggah ke media sosial apa yang dirasakan orangtua Vea.
"Dulu saya posting intinya itu menyampaikan kalau adek Vea hanya cacat fisik dan bukan cacat pemikiran," katanya.
Pasca Bruriya membuat unggahan tersebut, dirinya kemudian digeruduk pihak sekolah dan aparat lainnya. "Saya digeruduk pihak sekolah dengan ditemani babinsa dan kepala desa. Dulu ada 5 orang," katanya.
Saat dirinya digeruduk, kemudian mereka meminta unggahan itu segera dihapus dan Bruriya diminta untuk klarifikasi.
"Dulu penyampaian bahasa saya dianggap keliru," kata Bruririya.
Kejadian itu pun dibenarkan oleh Ibunda Vea, Adin Puji Utami (45) saat ditemui di rumah kontrakannya di Kelurahan Bangkle RT 03 RW 01, Kecamatan Blora Kota.
"Benar, dulu Bruriya tahu betul kejadiannya. Pas saat itu saya sampai nangis," katanya.
Adin menyampaikan, pihaknya barusan ditemui oleh pihak dari Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Kabupaten Blora usai kondisi Vea ramai dibahas di sejumlah pemberitaan.
Dia mengungkapkan, kedatangan dari pihak terkait menyampaikan akan berupaya mencarikan sekolah untuk Vea bocah disabilitas itu dan pengobatan kaki anaknya tersebut.
Secara pribadi, Adin berterimakasih kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang telah berkenan memperhatikan kondisi yang dialami Vea.
"Pak Ganjar, ini saya ibunya Vea. Terimakasih ya Pak. Semoga Barokah," ucap Adin.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora, Hendi Purnomo saat dikonfirmasi pada Minggu (9/8/2020) mengaku, pihaknya sudah mengetahui soal Vea.
Dia menyampaikan, sekolah tidak ada yang menolak keberadaan Vea. Sebisa mungkin pihaknya mengusahakan agar Vea bisa kembali bersekolah.
"Saya tadi baru saja menghubungi dinas sosial Blora agar soal pengobatannya Vea, dan dari kami nanti di pendidikannya," kata Hendi.
Lebih lanjut Hendi juga menyampaikan telah berkomunikasi dengan Lurah Bangkle bahwa akan segera menemui Vea.
"Kemungkinan besuk (Senin) saya tak menemui, jelasnya bisa tanya lebih lanjut ke Lurah," katanya.
Â
Simak juga video pilihan berikut ini:
Respons Ganjar Pranowo
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons pesan menyentuh yang disampaikan Alenda Primavea Dewi (11), bocah disabilitas asal Kabupaten Blora penyandang cacat kaki sejak lahir.
Ganjar menyatakan, sejak mengetahui kabar tersebut pihaknya langsung perintahkan pihak-pihak terkait untuk menindaklanjutinya.
"Sudah langsung saya minta cek untuk segera ditindaklanjuti," kata Ganjar kepada Liputan6.com, Minggu (9/8/2020).
Dia menyampaikan, pengobatan Vea akan diperiksa dinas yang membidangi. Pihaknya memastikan pengobatan Vea bakal dikawal.
"Hasilnya akan dikoordinasikan dengan Dinsos Kabupaten Blora dan Dinsos Provinsi Jateng. Kami monitor dan kawal," tegasnya.
Lebih lanjut Ganjar juga mengaku, sudah menginstruksikan Dinas Pendidikan Kabupaten Blora soal keinginan Vea bisa sekolah. Sekolah yang sempat menolak Vea pun akan dimintai keterangan.
"Dan akan ditindaklanjuti dengan mendatangi SD Negeri Bangkle yang menolak, agar menerima keberadaan adinda Vea," katanya.
Â
Advertisement