Sukses

Cerita Antara Hidup dan Mati, Rizki Berhadapan dengan 6 Rampok Bersenjata

Korban rampok bersenjata api selamat dari maut meski rahangnya ditembak dan tubuhnya dibuang ke kebun milik warga sementara mobilnya dibakar.

Liputan6.com, Pekanbaru - Rizki Zulkarnain sangat bersyukur karena masih diberi umur panjang oleh Tuhan. Dia tak menyangka bisa selamat setelah peristiwa penembakan yang dialaminya pada Senin, 27 Juli 2020.

Petang itu, di rahang sebelah kanannya bersarang proyektil peluru revolver rakitan. Darah segar mengucur dan bagian daging pipinya terkelupas. Ini akibat ulah enam rampok bersenjata api di Jalan Raya Danau Bingkuang-Pekanbaru.

Cerita penagih hasil penjualan sembako CV Sumber Rezeki Utama ini, kejadian bermula saat dirinya baru pulang dari Pasar Air Tiris, Kabupaten Kampar. Membawa uang hasil penjualan sebesar Rp150 juta, dia tancap gas pulang ke rumah.

Tiba di jalan raya, mobil Toyota Avanza miliknya dihalang-halangi mobil pikap warna hitam. Kecepatan Rizki melambat hingga akhirnya datang dari sebelah kanannya sepeda motor.

Kaca mobil bagian kanan depannya langsung pecah seketika. Dia pun memegang pipi kanannya karena ada darah keluar tanpa diketahui penyebabnya saat itu.

"Rupanya rahang saya kena tembak oleh pengendara tadi," jelas Rizki kepada wartawan, Selasa siang, 11 Agustus 2020.

Rizki menghentikan mobilnya karena mobil di depan mengadang persis di depannya. Dari pintu kiri depan, sudah berdiri seorang pria menodong senjata api dan mengancam menembak lagi kalau Rizki melawan.

Dia disuruh pindah ke kursi belakang. Mobilnya diambil alih perampok lainnya. Rizki sudah meminta ampun dan pasrah harta bendanya diambil perampok tadi.

"Dalam pikiran, yang penting saya selamat. Biarlah mobil dan uang yang saya bawa diambil. Saya sudah meminta-minta tolong saat itu," kata Rizki.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Antara Dibuang dan Dibunuh

Selama disandera kawanan rampok tadi, Rizki sangat ketakutan. Apalagi dia mendengar pembicaraan antara para rampok, apakah nyawanya dihabisi atau dibuang di pinggir jalan.

Rizki bersyukur lagi karena kawanan rampok ini memilih membuangnya di kebun sawit Desa Sungai Pinang, Kabupaten Kampar. Kaki tangannya diikat, mulut dilakban dan matanya ditutup kain.

"Saya dibawa ke semak-semak, darah terus keluar, daging di pipi saya sudah ada yang keluar," terang Rizki.

Tahu dirinya sudah ditinggalkan kawanan rampok, Rizki dengan sisa tenaga yang ada berusaha melepaskan ikatan di badannya. Keselamatan masih berpihak sehingga dia bisa melepas lakban di mulutnya.

Dengan suara terbata-bata, dia berusaha berteriak minta tolong. Akhirnya, warga yang melintas di lokasi mendengar suara sayup Rizki dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

Beberapa hari usai kejadian, empat dari enam perampok Rizki ditangkap Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Riau. Dua pelaku lainnya sebagai penyedia senjata api masih diburu petugas.

"Empat tersangka, satu di antaranya merupakan eksekutor berinisial FM alias Faksi. Sebelum beraksi, tersangka sudah membuntuti korban sehari sebelumnya," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Riau Komisaris Besar Zain Dwi Nugroho SIK.

FM tertangkap saat berada di Bandar Lampung. Warga Kabupaten Kampar ini mendapat dua tembakan di kedua kakinya karena melawan petugas.

Uang hasil rampokan dibagi rata dengan pelaku lainnya. Sebagian uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sisanya membeli narkoba.

"Saya makai (narkoba) juga, saya beli untuk itu," ucap FM yang urinenya dinyatakan positif mengandung narkoba.