Sukses

Kisah Sukses Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial dari Tanah Rencong

Saat ini ada tiga kampung penerima manfaat dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial itu.

Liputan6.com, Aceh - Bagi penikmat kopi arabika, Kabupaten Bener Meriah di Provinsi Aceh adalah penghasil kopi arabika terbaik di dunia. Keistimewaan tersebut diraih, salah satunya karena mampu memaksimalkan peran transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

Tahun ini, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bener Meriah mengajukan tambahan daerah penerima manfaat inklusi sosial. Dari sebelumnya tiga menjadi lima.

"Saat ini ada tiga kampung penerima manfaat dari program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial itu. Program ini diarahkan sesuai dengan karakter masyarakat setempat. Kab. Bener Meriah merupakan salah satu daerah dengan mengutamakan kearifan lokal dalam menjalankan pola pertaniannya," kata penanggung jawab program, Yusran.

Dia mengakui program inklusi sosial mampu membangun sosial kemasyarakatan setempat lewat rangkaian program lain yang ditawarkan ke masyarakat sekitar.

Lewat kegiatan tersebut, pihaknya menawarkan pengembangan usaha sesuai dengan karakter kampung penerima manfaat.

Misalkan, ada dua usaha yang sudah dilakoni masyarakat di kampung penerima manfaat. Ada yang berusaha sebagai pembudidaya jamur tiram dan ada yang sukses mengelola coffee shop dengan bahan baku langsung dari perkebunan kopi miliknya.

"Sejauh ini saya lihat, program tersebut sangat dirasakan manfaatkan oleh masyarakat penerima manfaat. Penghasilan mereka bertambah, terkecuali saat situasi sekarang ini dimana semua tengah berjuang melawan pandemi," ujar dia.

"Pada 2020 ini, kita sudah mengusulkan ke Perpustakaan Nasional untuk menambah kampung penerima manfaat menjadi lima, semoga terealisasi," imbuh Yusran lagi.

Melihat progres yang begitu baik dirasakan oleh penerima manfaat, Yusran berharap Perpusnas memperpanjang program tersebut.

Menurutnya, lewat program ini, pihaknya banyak belajar tentang dunia literasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejauh ini masyarakat masih terpaku melihat sebuah perpustakaan hanya dijadikan tempat membaca.

"Lewat program ini, masyarakat menjadi tahu bahwa perpustakaan bukan hanya sebagai pusat baca dan literasi, namun lebih dari itu, yakni sebagai pusat belajar dan menjadi pusat layanan untuk masyarakat mentransformasikan ilmu yang didapat sebagai sumber usaha," tegas Yusran.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mengubah Paradigma

"Kami berharap dukungan semua pihak, agar program ini terus berjalan menumbuhkan kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. Perpustakaan berperan penting sebagai pusat belajar masyarakat," tutur Yusran.

Lewat program inklusi sosial, perpustakaan bisa bertransformasi mengubah paradigma masyarakat dari sekedar ruang baca kepada mengubah pola pikir masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya.

Sementara itu, salah seorang warga penerima manfaat dari program tersebut Aria Dati dari Kampung Simpang Utama, Kecamatan Bandar mengatakan dirinya sangat bersemangat mengikuti langkah demi langkah dari program itu.

Menurutnya, apa yang dirasakan dari program inklusi sosial tersebut sangat bermanfaat bagi dirinya secara khusus.

"Dari program ini, saya mengetahui cara budidaya jamur tiram. Awalnya, saya ragu usaha ini berhasil namun setelah menjalaninya dibimbing dari pihak kabupaten, akhirnya usaha saya ini berkembang," urai Aria Dati.

"Saya sempat berpindah lokasi, dan disinilah usaha ini berkembang. Walau di masa pandemi ini, penjualan jamur tiram tidak berpengaruh, masih saja banyak orang pesan. Saya harap program inklusi sosial ini terus berlanjut ke penerima manfaat lainnya," ujar dia.

(Darmawan Masri)