Sukses

Kisah Inspiratif Aming, Kuli Bangunan yang Jadi Wakil Bupati Purwakarta

Pria dari kampung terpencil di wilayah Barat Purwakarta itu, saat ini menjadi Wakil Bupati

Liputan6.com, Purwakarta - Kesuksesan tentu saja jadi impian semua orang. Namun, untuk mendapatkannya tak semudah membalikan telapak tangan. Kunci utama untuk mendapatkan kesuksesan, di antaranya kreatif dan inovatif.

Berbicara soal kreativitas, di pelosok perkampungan di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, tepatnya di Kampung/Desa Tajursindang, Kecamatan Sukatani, ada seorang pria yang bisa dibilang berhasil sukses berkat keuletan dan kreativitasnya.

Adalah Aming (42), begitulah sosok pria itu biasa disapa di kampung tersebut. Perjalanan hidup yang cukup pahit dan pelik, pernah dialami pria kekar itu sebelum dirinya sesukses ini.

Nyaris segala profesi pernah dia lakoni. Dari mulai menjadi kuli bangunan, tukang ojek, pedagang kopi keliling, hingga menjadi seorang penjaga kolam apung di Waduk Jatiluhur.

Namun, perjalanan pahit yang menderanya itu tak membuatnya patah semangat dalam mencari nafkah untuk keluarganya. Justru, berkat keuletan, kesabaran dan kreativitasnya, saat ini Aming menjadi orang yang sangat dihormati di kabupaten tersebut.

Ya, pria dari kampung terpencil di wilayah Barat Purwakarta itu, saat ini menjadi wakil bupati yang dipercaya mendampingi Anne Ratna Mustika untuk membangun wilayah tersebut.

Saat berbincang dengan Liputan6.com, Aming sempat bercerita soal perjalanan hidupnya ini. Awal kesuksesannya, kata Aming, dimulai tahun 1995.

Saat itu, Aming berprofesi sebagai kuli bangunan di Jakarta. Dua tahun berjalan dia bergelut di dunia buruh kasar. Kemudian, pada 1997 dia memilih pulang kampung, ke Purwakarta.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tukang Ojek Hingga Buka Warung Kopi

Selama di kampung halaman, dia sempat kebingungan. Karena, kala itu tak ada sumber lain untuk penghasilannya. Namun, memang pada dasarnya orang kreatif, ada saja ide yang terbersit dalam benaknya.

Saat itu, dia berpikir untuk membeli sepeda motor dari uang hasil kerja kulinya di Jakarta. Kemudian, dia lantas memilih jadi tukang ojek di kampungnya sebagai sumber penghidupan baru.

“Kalau jadi tukang Ojek, itu lumayan lama. Yakni, dari 1997 sampai 2009. Ya terhitung sejak pulang kuli bangunan di Jakarta saja,” kata Aming bercerita, belum lama ini.

Aming kembali melanjutkan kisahnya. Saat ngojek pun, dirinya berpikir untuk mencari sumber penghasilan lain.

Kala itu, terpikir olehnya ingin membuat sebuah saung kecil untuk berdagang kopi dan makanan di pinggir Danau Jatiluhur dari hasil ngojeknya ini. Karena, memang kebetulan rumahnya tak begitu jauh dari bibir danau buatan itu.

Tepat pada 2010, Aming kemudian memberanikan diri membangun warung kopi tersebut dari hasil ngojek-nya itu. Karena, saat itu dia berpikir keberadaan warungnya ini akan sangat membantu memenuhi kebutuhan para penunggu maupun pemilik kolam jaring apung di sekitar danau tersebut.

“Saat itu, saya juga tak hanya berdiam diri menjaga warung. Tapi, suka ikut membantu kalau ada pemilik kolam sedang membuat kontruksi jaring apung,” jelas dia.

 

3 dari 3 halaman

Jasa Konstruksi dan Awal Sukses

Tak hanya bernasib baik, berkat kejujuran dan keuletannya, Aming pun akhirnya dipercaya oleh para pemilik kolam apung untuk membuat kontruksi kolam. Apalagi, sedikit banyak dia paham soal konstruksi bangunan yang dia pelajari selama di Jakarta.

Karena saat itu sudah banyak yang memakai jasanya, pada 2011 Aming memberanikan diri untuk membuat sebuah CV jasa kontruksi bangunan.

Kelihaian Aming dalam mengonsep bangunan, akhirnya terdengar santer se-Purwakarta. Bahkan, hasil pekerjaannya telah teruji di kalangan pemerintahan.

Namun, setelah dipilih menjadi pendamping istri Dedi Mulyadi untuk membangun Purwakarta, saat ini dia memilih untuk melepas perusahaannya itu dan lebih memilih fokus ke jabatannya sebagai Wakil Bupati.

Dalam hal ini, dia hanya berpesan. Jika ingin sukses, perlu membiasakan diri untuk berpikir keras. Selain itu, sebelum melangkah atau memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus bisa membuat sebuah analisa. Supaya, pekerjaan yang dilakukan bisa membuahkan kemaslahatan bagi masyarakat.

“Yang terpikir saat ini hanya satu, yakni bagaimana membangun Purwakarta dan terus bisa melayani masyarakat,” ucapnya.