Liputan6.com, Pekanbaru - Ribuan pelari lokal dan mancanegara bakal menjajal Taman Hutan Raya (Tahura) Minas, Kabupaten Siak, pada 26 dan 27 September mendatang. Bertajuk Sumatera Jungle Run, even ini sempat batal pada April lalu karena pandemi Covid-19.
Untuk menghindari adanya peserta terinfeksi Virus Corona, Polda Riau dan pemerintah setempat menerapkan protokol kesehatan ketat. Setiap peserta harus membawa surat pernyataan bebas Covid-19 dan tes ulang kesehatan jelang berlari di habitat harimau sumatra itu.
Advertisement
Baca Juga
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi menjelaskan, antara satu peserta dengan lainnya di garis start dibuat jarak aman, begitu juga nantinya di garis finish.
"Peserta tidak perlu was-was, kalau nanti ada kondisi tidak memungkinkan karena Covid-19, tidak dilanjutkan," tegas Agung di re-launching Jungle Run Sumatera, Minggu pagi, 23 Agustus 2020.
Selain protokol kesehatan, panitia juga menyiapkan langkah pengamanan peserta dari satwa liar seperti harimau, beruang dan gajah. Ada tim penyisir mengikuti pelari dari titik perlintasan satwa liar.
Sebelum pelaksanaan, panitia bekerjasama dengan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau terus memantau perlintasan pelari. Sejauh ini, Agung menyebut jalur pelari masih aman dari satwa liar.
"Ada 24 kamera pengawas BBKSDA Riau, kemudian yang paling penting menyediakan pawang dan petugas pengamanan race agar satwa buas tak mendekat," jelas Agung.
Agung menyebut Sumatera Jungle Run bisa mendongkrak sektor pariwisata di Riau di tengah pandemi Covid-19. Tahura bakal dikenal ke berbagai negara dan bisa mengundang wisawatan untuk melihat keindahan alam Riau.
"Ini even internasional, pesertanya ada dari Singapura, Korea, Jepang, Nigeria dan Jerman. Ini akan diselenggarakan setiap tahun," ucap Agung.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Skenario Protokol Kesehatan
Race Director Amelia Septiana menyebut sudah menyiapkan sejumlah skenario protokol kesehatan. Peserta masuk ke lokasi wajib menggunakan masker dan dicek suhu badan.
Pemerintah Provinsi Riau juga membantu alat medis untuk rapid tes. Peserta reaktif otomotis tak bisa mengikuti lomba ini meskipun sudah berada di lokasi.
Saat lomba dimulai, peserta masih wajib memakai masker. Saat tahap solo run atau peserta lain berjarak, maka diperbolehkan melepas masker. Selanjutnya ada water station untuk peserta istirahat meminum air.
"Karena kami juga tahu lari memakai masker tidak baik, gelas minum di tempat minum sekali pakai dan wajib cuci tangan di sana," sebut Amelia.
Lomba ini ada tiga kategori. Peserta untuk lari lima kilometer dan 10 kilometer berlomba pada 26 September 2020, berikutnya kategori 21 kilometer pada 27 September agar tidak terjadi kerumunan berlebihan di lokasi.
"Untuk teknis lomba di lapangan, peserta bisa melihat di media sosial milik panitia," kata Amelia.
Calon peserta, Azman, mengaku antusias menyambut kegiatan ini. Dia berharap kegiatan sukses dan bisa menguji pelari dari Riau untuk bersaing dengan pelari internasional.
Advertisement