Sukses

Dirut RSUP Sardjito Benarkan Ada Dokter Bedah yang Meninggal karena Covid-19

Dirut RSUP dr Sadjito membenarkan kabar bahwa ada seorang dokter spesialis bedah di Yogyakarta berinisial N yang meninggal dunia karena Covid-19.

Liputan6.com, Yogyakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sadjito, Rukmono Siswishanto, membenarkan kabar bahwa ada seorang dokter spesialis bedah di Yogyakarta berinisial N, yang meninggal dunia karena Covid-19 pada Minggu (23/8/2020) kemarin.

"Dokter ini memang seorang ahli bedah. Dirawat di RSUP Dr Sardjito tetapi dokter ini bukan dokter di RS Sardjito. Beliau dokter di luar Sardjito, tetapi karena sakit, almarhum dirawat di Sardjito," kata Rukmono, Senin (24/8/2020).

Ketua Tim Airborne Disease RSUP Dr Sardjito RSUP Dr Sardjito Ika Trisnawati menjelaskan, dokter N mulai dirawat di RSUP Dr Sardjito pada 14 Agustus 2020.

Meski saat itu kondisinya masih cukup baik, kata dia, pada 16 Agustus 2020, pasien itu terpaksa dipindah ke ruang perawatan khusus untuk mendapatkan penanganan intensif disertai pemantauan ketat karena memiliki banyak penyakit penyerta.

"Karena beliau memang memiliki cukup banyak kormobid atau penyakit penyerta sehingga pemantauan intensif disegerakan tidak menunggu kondisi memburuk," katanya.

Ia mengatakan meski penanganan agresif dan terbaik telah diberikan RSUP Dr Sardjito, perburukan kondisi tetap terjadi dengan cepat yang dimungkinkan karena adanya penyakit penyerta yang dimiliki dokter tersebut.

"Karena kalau Covid-19 itu mana kala ada satu atau dua komorbid saja sudah memengaruhi prognosis (harapan hidup) apalagi kalau ada banyak komorbid," kata ika.

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah DIY untuk Penanganan Covid-19, Berty Murtiningsih mengatakan, dokter bedah tersebut diketahui positif Covid-19 setelah mengikuti proses skrining karyawan kesehatan, kemudian masuk register kasus positif Covid-19 ke 1.061 di DIY.

Menurut dia, hingga saat ini proses pelacakan kontak erat dengan dokter tersebut masih dilakukan.

"Riwayat yang kami sampaikan adalah riwayat awal yang tentunya akan dilanjutkan dengan tracing di wilayahnya," katanya.

Berty uga menyebutkan, hingga saat ini skrining di kalangan karyawan kesehatan di DIY telah menjangkau sekitar 8.000 orang.

"Yang positif sekitar dua persen. Untuk puskesmas sudah selesai, sedangkan yang rumah sakit masih berlangsung," katanya.

Simak juga video pilihan berikut ini: