Liputan6.com, Agam - Alunan talempong aguang berirama indah menemani malam nan kian larut di Jorong Balaibelo, Nagari Koto Kaciak Kecamatan Tanjuang Raya, Kabupaten Agam Sumatera Barat.
Diiringi dengan tiupan serunai, talempong aguang makin menghipnotis pendengar. Ditambah pula ketukan pada gelas, botol, dan tempurung, irama berpadu membius telinga.
Talempong aguang merupakan seni musik yang dimainkan saat malam acara pernikahan. Alunannya menjadi penghibur bagi keluarga yang punya hajatan serta masyarakat sekitar.
Advertisement
Jika diurai, talempong adalah alat musik pukul dari logam, perunggu, atau besi, berbentuk bundar. Sementara aguang berarti gong.
Oleh kelompok kesenian, biasanya talempong aguang tidak hanya dimainkan dengan alat musik pabrikan seperti talempong dan gong. Akan tetapi, sejumlah alat dapur seperti gelas, sendok, botol, tempurung, juga dijadikan sebagai alat musik.
Baca Juga
Pembina grup kesenian Bundo Kanduang, Metrizon mengatakan talempong aguang ini merupakan kesenian tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang di Jorong Balaibelo. Hingga kini, kesenian tersebut tetap eksis.
"Musik yang dimainkan memiliki judul-judul sederhana terinspirasi dari kehidupan sehari-hari," katanya.
Semua lagu menceritakan filosofi dan kehidupan sehari-hari, seperti paku tatunggang (gulai pakis tumpah), yang menceritakan kesedihan seseorang tetang kehilangan sesuatu.
Ia menyebut talempong aguang tidak sekadar kesenian musik tradisional, tetapi telah menjadi identitas tersendiri bagi masyarakat Jorong Balaibelo.
Pemain inti talempong aguang berjumlah 8 orang, dan dapat bertambah sesuai alat musik yang akan dimainkan.
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Lestarikan Kesenian Klasik
Setelah belasan tahun berkiprah di kesenian tradisional, kelompok seni Talempong Aguang Bundo Kandung telah menyabet banyak juara di berbagai festival di Kabupaten Agam, terakhir di acara Festival Danau Maninjau pada 2019.
Jam terbang grup kesenian ini pun juga terbilang tinggi. Penampilan mereka tidak hanya di Kabupaten Agam saja, tapi juga merambah ke provinsi tetangga seperti Riau.
"Sebenarnya jika tidak terkendala wabah virus corona Covid-19, kami berencana akan tampil di Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta," jelas Metrizon.
Pihaknya ingin kesenian talempong aguang ini dikenal oleh banyak orang, jika bisa hingga ke luar negeri. Untuk itu, kelompok kesenian ini terus mengasah kepiawaian dengan menjadwalkan dua hari dalam sepekan untuk latihan.
Saat ini, sejumlah generasi milenial di daerah setempat juga sudah melirik kesenian klasik tersebut. Ikut berpartisipasinya anak muda dalam seni klasik ini sangat penting untuk regenerasi karena mereka lah yang dapat meneruskan dan melestarikannya.
"Generasi muda ini akan menjadi penerus, sehingga kesenian yang dimiliki Balaibelo bisa terus eksis sampai kapan pun," ia menambahkan.
Â
Advertisement