Sukses

Menikmati Hangatnya Kebersamaan di Bumi Perkemahan Boelanboong Eco Camp

Balai Taman Nasional Kelimutu menggelar kemah konservasi di kaki gunung Kelimutu persis di Boelanboong atau biasa disebut Boelanboong Eco Camp, Dusun Resetlemen, Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, kabupaten Ende, NTT.

Liputan6.com, Ende - Balai Taman Nasional Kelimutu menggelar kemah konservasi di kaki gunung Kelimutu persis di Boelanboong atau biasa disebut Boelanboong Eco Camp, Dusun Resetlemen, Desa Wologai Tengah, Kecamatan Detusoko, kabupaten Ende, NTT.

Kemah konservasi ini merupakan salah satu metode menanamkan jiwa dan semangat konservasi bagi masyarakat. Kegiatan kemah konservasi diikuti kurang lebih 60 peserta yang berasal dari beberapa komunitas, seperti Himpunana Masyarakat Pencinta Alam (Himapas) Dua Ngara, SPKP Desa Wologai Tengah, Trash Hero Ende, Pre Chapter Trash Hero Kelimutu, BMX, KATE, Endemic, dan FGL (Forum Giat Literasi).

Ketua panitia kemah konservasi, Yohanes Berekmans Fua mengatakan, peserta kemah konservasi melakukan beberapa kegiatan diantaranya menggelar lapak buku lomba mewarnai, mengunjungi pondok baca Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan (SPKP) dan melakukan interaksi langsung bersama anak-anak yang tinggal di sekitar lokasi Kemah.

Tak hanya itu peserta kemah konservasi juga diberi kesempatan untuk mendapatkan material dari alam dan ditemani kobaran api unggun yang memecah dinginnya malam di Boelanbong Eco Camp.

"Kegiatan kemah konservasi tahun 2020 ini terlihat lebih semarak karena kegiatan diskusi yang dilakukan di alam bebas dan diselingi musik akustik dan puisi yang di tampilkan oleh peserta," ungkapnya kepada wartawan, Kamis (27/8/2020).

Pada kemah konservasi tahun ini, kepala Balai TN Kelimutu menyerahkan 25 buku dwilogi Kelimutu kepada 25 rumah baca yang ada di kabupaten Ende.

"Kegiatan kemah yang dilakukan tetap mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan Covid-19," sebutnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Mengenal Boelanbong Eco Camp

Boelanboong Eco Camp yang lokasinya tepat berada di Dusun Resetlemen, Desa Wologai Tengah, Kabupaten Ende, Flores, NTT ini memiliki keistimewaan tersendiri. Areal Embung Sokolo'o ini kemudian dikenal sebagai Bumi Perkemahan Boelanboong atau biasa disebut Boelanboong Eco Camp.

"Lokasi ini merupakan Embung yang dikembangkan lagi menjadi objek wisata, oleh kelompok masyarakat," ungkap Yohanes Berekmans Fua.

Boelanboong Eco Camp, berada diloksai diluar kawasan TN kelimutu. Dan berada di tanah masyarakat adat dan dipercayakan kepada pihak pengelola TN Kelimutu dalam mendampingi pengelolaannya.

Lokasi Boelanboong Eco Camp merupakan lokasi bumi perkemahan yang cukup luas dan di dalam lokasi tesebut dibagun embung dan dikembangkan menjadi objek wisata.

"Nama Boelanboong sendiri merupakan nama yang diberikan masyarakat yang merupakan akronim dari kalimat 'bulan di atas embung' karena indahnya suasana pantulan cahaya bulan purnama di permukaan Telaga Sokolo'o pada malam hari," jelasnya.

Setelah menjadi Boelanboong Eco Camp, tidak hanya masyarakat Kabupaten Ende yang memanfaatkannya tetapi juga warga dari kabupaten lain sekitar Flores, bahkan menjadi persinggahan rombongan touring yang melintas Flores.

"Boelanboong Eco Camp boleh dibilang sudah mulai jadi 'Cibuburnya Flores'," ujarnya.

Sudah banyak yang melakukan perkemahan di Boelanboong Eco Camp, seperti pelajar, pencinta mobil offroad, dan dari berbagai macam instasi. Di Boelanboong Eco Camp juga sudah dilakukan perkemahan jambore pramuka.

Lokasi Boelanboong Eco Camp, berada kurang lebih 1 kilometer dari batas kawasan. Di lokasi yang berada di ketinggian sekitar 900 meter di atas permukaan laut (Mdpl) itu terdapat Embung Sokolo'o, yakni telaga (embung) buatan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah NTT untuk dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sumber air bagi petani sawah saat musim kemarau.

Di sekitar embung terdapat dataran cukup luas yang biasa dimanfaatkan sebagai padang penggembalan ternak masyarakat. Sekeliling datarannya berpemandangan sangat indah dengan gunung dan bukit terhampar, ditambah dengan udara berhawa sejuk.

Menurut cerita penduduk setempat, dulunya dataran ini pernah digunakan sebagai tempat acara perkemahan tingkat provinsi dan menawarkan diri untuk mencoba mengembangkannya kembali.

Melihat potensi lokasi dan semangat para pemuda yang tergabung dalam kelompok Sentra Penyuluh Kehutanan Pedesaan (SPKP), Balai TN Kelimutu membantu dalam mengembangkan areal Embung Sokolo'o menjadi tempat berkemah dan wisata alternatif masyarakat sebagai suatu upaya pemberdayaan masyarakat desa penyangga.

"TN Kelimutu mendukung dari mulai perencanaan bersama, bantuan dana, sampai bantuan penguatan kelembagaan dan pendampingan," ungkapnya.

Kini areal Embung Sokolo'o tersebut telah berkembang sebagai alternatif destinasi wisata masyarakat selain Danau Kelimutu. Selain buat kamping dan tempat kegiatan kepramukaan, serta pencinta alam, di areal ini pengunjung juga bisa berfoto termasuk untuk prewedding, birdwatching, trekking ke Danau Kelimutu, dan menikmati kafe.

Beberapa pihak lembaga pendidikan maupun, kelompok mobil offroad dan instansi-instansi juga telah memanfaatkan obyek wisata yang dikelola masyarakat ini selain sebagai lokasi kegiatan pramuka tapi juga lokasi praktik dan pengabdian masyarakat. Lokasi Boelanboong Eco Camp juga sangat memberikan potensi ekonomi bagi masyarakat setempat.