Sukses

Hikayat Iket Benda Kerep dan Penyebaran Islam dari Keraton Kasepuhan Cirebon

Iket merupakan salah satu kain yang berfungsi menutup kepala di kampung religi ini selain memiliki ciri khas juga menjadi bagian dari sejarah panjang Cirebon

Liputan6.com, Cirebon - Pandemi Covid-19 tak mengendurkan semangat masyarakat untuk kreatif dalam upaya meningkatkan taraf ekonomi. Seperti yang dilakukan oleh warga di Kampung Religi, Benda Kerep, Kecamatan Argasunya, Kota Cirebon.

Ikat atau dalam bahasa Cirebon bernama Iket Benda Kerep, merupakan salah satu hasil kerajinan tangan khas kampung religi tersebut.

Iket tersebut diyakini merupakan ciri khas masyarakat Kampung Religi Benda Kerep. Bermotif batik dengan kain yang dibuat khusus untuk ikat kepala.

Sekilas mirip dengan blangkon yang biasa dipakai masyarakat Jawa Tengah atau Jawa Timur. Namun Iket Benda Kerep ini terlihat berbeda dengan kerajinan tangan yang lain.

Jika Blangkon memiliki bulatan ke belakang. Iket Benda Kerep Cirebon terdapat lipatan berbentuk runcing di sebelah kiri atas.

"Ini sudah lama dipakai warga Benda Kerep dan sudah banyak yang jual juga. Kalau dulu iket ini hanya dipakai oleh kalangan ulama saja," kata salah seorang perajin iket Benda Kerep, Cirebon, Bagus Ridwan, Jumat (28/8/2020).

Proses pembuatan iket tersebut masih manual. Kain yang sudah dibentuk menyesuaikan ukuran kepala diberi lem kanji kemudian dijemur di bawah terik matahari.

Dalam sehari, Bagus mampu membuat lima buah kerajinan Iket Benda Kerep untuk dijual di rumahnya. Tak sedikit pula masyarakat luar Benda Kerep datang berkunjung ke kampung religi ini.

"Kan banyak warga luar datang ke kampung kami biasanya bertemu kiyai atau mengantarkan anaknya ke pondok pesantren disini," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Sosok Mbah Soleh

Bagus mengatakan, sebagian besar warga di Kampung Benda Kerep religius. Bahkan Benda Kerep merupakan salah satu pondok pesantren tertua yang ada di Cirebon.

Uniknya, dikampung ini warga khususnya santri tidak diperbolehkan menggunakan perangkat teknologi. Satu iket Benda Kerep dijual Rp 100 ribu. Bagus mengaku kerap mendapat banyak pesanan diluar produksi sehari-harinya.

"Sebetulnya saya termasuk orang baru yang produksi Iket ini dan sebagian besar sudah ada yang produksi lebih banyak dari saya. Alhamdulillah saya pernah sampai kirim ke Ciamis," kata dia.

Bagus menuturkan, Iket Benda Kerep konon dibawa oleh tokoh sesepuh kampung setempat bernama Mbah Soleh. Mbah Soleh yang berasal dari Keraton Kasepuhan Cirebon saat itu diminta untuk membuka padukuhan dan pondok pesantren di Kampung Benda Kerep.

"Nah pas keluar dari Keraton Kasepuhan Mbah Soleh pakai Iket. Di kampung ini akhirnya selain mengajarkan ngaji juga mengajarkan cara membuat iket dan Alhamdulillah sampai sekarang masih banyak yang produksi," dia mengungkapkan.

Di lingkungan Keraton, seseorang yang menggunakan iket model Benda Kerep ini masuk dalam kategori penghulu atau ulama. Iket tersebut dilestarikan oleh Mbah Soleh dan masih terjaga sampai sekarang.

Bahkan, kini Iket Benda Kerep tak hanya dipakai kalangan ulama kampung Benda Kerep. Melainkan masyarakat umum.

"Datang saja kesini sekaligus menikmati suasana kampung reliji di Benda Kerep," ujar dia.