Liputan6.com, Denpasar Di tengah adanya pandemi Covid-19, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara terus melahirkan berbagai inovasi. Salah satunya mengembangkan prototype Primakara Automatic Inspection Gate yang memiliki empat fungsi sekaligus.
Alat ini diciptakan oleh dua orang dosen STMIK Primakara, yakni Made Adi Paramartha Putra, I Putu Satwika dan mahasiswa Jurusan Sistem Informasi, I Ketut Agus Juliana melalui Pusat Inovasi Primakara.
Adi Paramartha mengatakan, Ia menciptakan alat yang memiliki empat fungsi dan dimiliki alat tersebut. Alat tersebut bisa digunakan sebagai pengecekan suhu tubuh, deteksi penggunaan masker, hand sanitizer otomatis dan check-in atau check-out untuk mendapatkan data orang yang memasuki gedung.
Advertisement
Baca Juga
Dengan adanya pendataan orang yang memasuki suatu gedung maka kapasitasnya dapat dikontrol sehingga tidak melebihi ketentuan. "Empat fungsi tersebut yang biasa diberlakukan di banyak fasilitas umum, namun dilakukan secara manual dengan bantuan seorang petugas," kata Adi Paramartha, Senin (31/8/2020).
Menurutnya, Primakara Automatic Inspection Gate ini memadukan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Alat ini juga memanfaatkan sensor sebagai pengukur suhu serta kamera sebagai pendeteksi masker yang dikontrol penuh dengan menggunakan microcontroller.
Ia menjelasakan nantinya setiap pengunjung yang akan masuk ke gedung harus di-scan menggunakan Primakara Automatic Inspection Gate. Jika suhu tubuh seseorang berada dibawah 37.3 serta menggunakan masker, pengunjung akan diarahkan mengisi data diri untuk mengetahui waktu kunjungan dan nomor telepon.
“Penggunaan alat ini nantinya dapat mengurangi kontak antara security dengan pengujung. Security tidak perlu lagi melakukan pengecekan masker dan temperature kepada pengunjung karena telah dilakukan oleh Automatic Inspection Gate,” ujar dia.
"Di restaurant dan cafe, petugasnya yang merangkap waiter atau waitress harus bolak-balik melayani tamu yang check-in dan tamu yang sudah harus diberi hidangan. Akhirnya kami buatlah alat ini," tutur Adi.
Dirinya menjelaskan, satu unit prototype Primakara Automatic Inspection Gate sudah dipasang di Kantor Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII untuk showcase. Ke depan ia mengaku akan dibuat lagi untuk ditempatkan di kantor pemerintah kabupaten/kota di Bali.
"Sejauh ini sudah ada beberapa instansi yg order. Namun target utamanya bukan itu. Melalui project-project ini, kita ingin menunjukan bahwa kampus itu hadir dan mampu berbuat sesuatu yang real," tuturnya.
Apresiasi dari Semua Pihak
Sementara itu, Kepala LLDikti Wilayah VIII, Prof. I Nengah Dasi Astawa mengatakan, terciptanya alat tersebut sebagai sebuah inovasi yang luar biasa.
"Itu inovasi yang luar biasa, tentu kita apresiasi. Sedang dalam percobaan. Kalau nanti bagus dan sudah clear maka kita akan dorong bagi siapapun masyarakat, organisasi, siapapun yang menggunakan itu agar langsung berkontak dengan Primakara," tuturnya.
Prof Dasi Astawa mengatakan, masa percobaan dari Primakara Automatic Inspection Gate paling tidak akan dilakukan selama seminggu dari waktu pemasangan. Pihaknya mengaku masih ada beberapa bagian yang perlu dikomunikasikan dengan pihak STMIK Primakara.
Prof Dasi Astawa memberikan pujian khusus karena sudah mampu menjadi trend setter (pencetus trend) di bidang teknologi. Maka dari itu, Ia menilai STMIK Primakara harus menjadi contoh bagi perguruan tinggi yang lain.
"Karena beliau (STMIK Primakara) umurnya masih muda sudah mendapatkan bantuan banyak dari pemerintah pusat untuk mengembangkan inkubator bisnis," kata pria yang pernah meraih penghargaan sebagai figur pendidikan dalam Sukma Bali Award 2019 itu.
"Jadi wajib dan wajarlah bagi Primakra untuk menjadi salah satu perguruan tinggi di bidang teknologi kebanggaan saya karena inovasi dan inkubator yang luar biasa. Sudah banyak tenant-tenantnya sehingga itu menjadi kebanggan kitalah intinya," kata dia.
Advertisement