Sukses

38 Ribu Tablet Dipinjamkan untuk Siswa Kurang Mampu di Jabar selama Belajar Daring

Selain kuota internet, beberapa permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 adalah gawai yang mendukung proses pembelajaran, terutama bagi siswa kurang mampu.

Liputan6.com, Bandung - Selain kuota internet, beberapa permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi Covid-19 adalah gawai yang mendukung proses pembelajaran, terutama bagi siswa kurang mampu. Oleh karena itu, sebanyak 38.323 gawai berupa tablet akan dipinjamkan untuk mengatasi masalah kesulitan belajar jarak jauh tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi menyebutkan ke-38 ribu gawai yang dipinjamkan ini sebenarnya bukan dari pengadaan baru. Tablet tersebut merupakan pengadaan bagi sekolah yang menerima Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja. 

Karena berbasis kinerja, Dedi menuturkan, tidak semua sekolah memiliki fasilitas serupa. Namun, pemberian BOS kinerja ini merata karena setiap sekolah di 13 lingkup kantor cabang dinas pendidikan (Kacadisdik) mendapatkan bantuan tersebut.

"Saat musim pandemi ini tidak ada salahnya kalau ada keluarga yang anaknya kesulitan mengikuti PJJ, maka kita pinjamkan. Pokoknya belajar anak jangan sampai terabaikan," kata Dedi, Senin (31/8/2020).

Ia mengatakan, tak semua siswa mendapatkan pinjaman tablet. Pasalnya, program peminjaman gawai ini merupakan alihan sementara dari program sekolah yang mendapatkan BOS Kinerja.

"Karena ini dari BOS Kinerja, makanya jumlahnya berbeda-beda di setiap 13 kantor cabang dinas pendidikan," tuturnya.

Di SMAN 9 Kota Bandung misalnya, terdapat 150 siswa yang mendapatkan pinjaman tablet. Selain peminjaman gawai, siswa juga mendapatkan bantuan kuota internet sebesar 10 gigabyte setiap bulannya.

Kepala SMAN 9 Bandung Suparman mengatakan, bantuan tersebut merupakan komitmen sekolah untuk mengoptimalkan pembelajaran dari rumah agar berjalan efektif dan efisien, dengan tetap memperhatikan keluhan-keluhan yang disampaikan oleh siswa dan orangtua.

"Alhamdulillah, kami telah membagikan kuota internet untuk 150 peserta. Dengan total Rp150 ribu per siswa yang sumber anggarannya berasal dari BOPD (Biaya Operasional Pendidikan Daerah) Provinsi Jabar," kata Suparman. 

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Jangan Disalahgunakan

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi V DPRD Jawa Barat Abdul Hadi mengingatkan agar gawai tersebut jangan disalahgunakan, seperti untuk bermain gim.

"Kalau di Bandung sepertinya bukan sinyal internet tetapi ketersediaan kuota. Mudah-mudahan dengan dua bantuan ini bisa membantu," tegasnya.

Salah seorang siswa, Fajar M Ikshan mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Sebab, gawai yang ia miliki tidak memiliki fitur yang menunjang pembelajaran jarak jauh.

"Karena, HP-nya suka ngelag (lambat) dan spesifikasi handphone-nya pun kurang," ungkap siswa kelas XI tersebut.