Sukses

Mentan Syahrul Dorong Malang Jadi Sentra Penghasil Alpukat Berkualitas

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menilai Kabupaten Malang memiliki kemampuan lebih di bidang pembibitan budidaya buah dan tanaman holtikultura.

Liputan6.com, Malang - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menilai Kabupaten Malang punya kemampuan lebih di pembibitan alpukat berkualitas. Daerah ini bisa menjadi salah satu sentra pengembangan bibit unggul pengembangan budidaya buah dan tanaman holtikultura.

Penilaian Syahrul Yasin Limpo disampaikan saat meninjau pohon induk dan pembibitan alpukat pameling di Desa Wonorejo, Lawang, Kabupaten Malang. Ia mendorong daerah ini terus menghadirkan bibit alpukat unggul dan berkualitas.

"Kami mendorong program-program di Malang demi menghadirkan bibit unggul dan berkualitas," ujar Syahrul dalam siaran persnya di Malang, Kamis, 3 September 2020.

Menteri Pertanian menyebut itu bisa terjadi karena kolaborasi kerja antara gabungan kelompok tani dan pemerintah daerah berjalan dengan baik sehingga bisa menghasilkan komoditas berkualitas tinggi.

"Saya melihat bibit alpukat dikembangkan cukup baik. Saya yakin ini akan berkontribusi terhadap hadirnya alpukat kualitas tinggi di negara ini," ucap Syahrul.

Menurut Syahrul, kelompok tani harus dimotivasi agar berinovasi menghasilkan komoditas berkualitas. Salah satu cara memotivasi itu, pemerintah daerah harus menyiapkan sarana dan prasarana produksi pertanian secara lengkap.

"Penanganan di Malang luar biasa. Kalau kepala daerah mendorong seperti ini, kelompok tani akan bisa berkembang serta kualitas tanaman bisa lebih baik," Syahrul Yasin Limpo menambahkan.

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Meningkat Tajam

Desa Wonorejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, jadi salah satu tempat budidaya alpukat. Di desa ini ada lahan seluas dua hektare untuk penakar benih. Dari luasan lahan itu, sudah ada 30 ribu pohon alpukat siap panen.

Seorang penakar bibit alpukat dari Kelompok Tani Karya Makmur, Gapoktan Nakula, Desa Wonorejo, Nyoto mengaku mendapat pelatihan pascapanen, budidaya serta bantuan berupa alat mesin pertanian dari Kementerian Pertanian.

"Kami jadi mengenal pertanian modern dengan sistem treatment tanah, pupuk, dan pemilihan bibit," kata Nyoto.

Dalam dua tahun terakhir usaha alpukat terus meningkat dari sisi produksi maupun ekonomi. Hasil panen dikirim memenuhi permintaan pasar di berbagai daerah. Pohon alpukat berusia 15 tahun menghasilkan pendapatan Rp22 juta, pohon usia 5 tahun menghasilkan Rp7 juta.

"Permintaan buah sungguh luar biasa. Tiap tahun ada tren meningkat tajam," ujar Nyoto.