Liputan6.com, Mamuju Tengah - Kasus pembunuhan wartawan, DL (28) sudah dua minggu berlalu sejak jasad ditemukan bersimbah darah dengan 17 luka tusuk di Desa Tassoko, Mamuju Tengah, Sulawesi Barat pada 20 Agustus lalu.
Namun, hingga kini kepolisian belum juga mampu mengungkap kasus itu.
Advertisement
Baca Juga
Kapolres Mamuju Tengah AKBP Muhammad Zakiy, mengatakan, pihaknya kesulitan mengungkap kasus pembunuhan wartawan itu karena minimnya barang bukti. Apalagi, tidak ada saksi mata saat peristiwa nahas yang merenggut nyawa korban yang berprofesi sebagai wartawan itu terjadi.
"Kejadiannya malam hari dan lokasinya jauh dari permukiman warga," kata Zakiy saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (03/09/2020).
Zakiy mengungkapkan, hingga saat ini, pihaknya telah memeriksa dan meminta keterangan dari 14 orang saksi untuk mengungkap kasus pembunuhan itu. Mereka merupakan orang dekat korban, teman korban, serta pihak-pihak yang pernah disoroti korban dalam kerja-kerja jurnalistiknya.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Telusuri Kegiatan Korban Sebelum Ditemukan Tewas
"Kami juga menelusuri keberadaan korban saat di Palu, apa saja kegiatannya selama di sana dan sama siapa. Serta di mana saja dia berhenti saat kembali, sampai dia ditemukan tewas di TKP," ungkap Zakiy.
"Kita juga mengirim barang bukti berupa sepatu sebelah kanan yang ditemukan di TKP ke labfor. Hingga saat ini, pemilik sepatu itu masih menjadi misteri," kata dia lagi.
Zakiy menambahkan, pihaknya juga telah memeriksa sejumlah CCTV milik warga sepanjang jalan Trans Sulawesi yang dilalui korban hingga ditemukan tewas di TKP. Total tiga CCTV yang telah diperiksa, mulai dari Kecamatan Baras, Pasangkayu hingga ke TKP.
"Dugaan pembunuhan terhadap koban, intinya, bukan terkait masalah pekerjaannya sebagai jurnalis, tetapi lebih mengarah ke persoalan pribadi," Zakiy mengungkapkan.
Advertisement