Sukses

Kisah Ibu di Mamuju, Kandung Janin yang Meninggal karena Tak Ada Biaya Operasi

Misyani takut membawa istrinya ke rumah sakit karena tidak memiliki dana untuk operasi.

Liputan6.com, Mamuju - Sungguh malang nasib Ika Musliha (37) warga Desa Leling Barat, Mamuju, Sulawesi Barat. Dia harus kehilangan janin saat kandungannya berusia 8 bulan. Mirisnya lagi, ia baru menjalani operasi pengangkatan janin seminggu kemudian.

Misyani Sentawan (47), suami Ika Musliha, yang ditemui Liputan6.com, Kamis (10/09/2020) menceritakan, istrinya sudah menjalani operasi di salah satu rumah sakit swasta di Mamuju pada Senin (7/9/2020) lalu, dan saat ini masih menjalani pemulihan di rumahnya. Namun, sebelum semua itu berlalu, ia sempat mendapatkan cobaan yang berat untuk menyelamatkan istrinya.

"Ini anak ke empat saya, dinyatakan meninggal dunia pada Selasa (1/9/2020) lalu, saat pemeriksaan di puskesmas. Setelah itu kami disarankan ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut," kata Misyani.

"Padahal, selama mengandung tidak ada masalah yang terjadi. Nanti minggu terakhir baru kita dikasih tahu kalau sudah meninggal," sambungnya.

Misyani melanjutkan, saat menerima saran pihak puskesmas, dirinya sempat kebingungan karena ia sudah membayangkan besarnya biaya yang akan ia tanggung nantinya. Ia hanya memiliki dana yang sangat minim, apalagi, ia bersama istri tak memiliki jaminan kesehatan baik dari pemerintah ataupun swasta.

"Sampai ke Mamuju, kami menumpang di rumah kerabat, kemudian saya periksakan istri di dokter praktik saja, karena keterbatasan biaya. Memang sudah tidak ada dan harus cepat dikeluarkan (operasi)," ujar Misyani.

Dengan mengesampingkan besarnya biaya operasi pengangkatan janin demi keselamatan istrinya, Misyani pun memberanikan diri, mencoba untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah, demi meringankan bebannya. Namun, apa daya semua usaha yang ia lakukan tidak membuahkan hasil, meski di tangannya sudah ada Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM).

"Saya ke dinas sosial untuk daftar BPJS Kesehatan, katanya kuota sudah penuh. Kemudian saya ke dinas kesehatan, katanya tidak ada anggaran, sudah habis," tutur Misyani.

Misyani yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini mengakui, sempat kehilangan harapan setelah upayanya tidak membuahkan hasil. Namun, secercah harapan datang, saat karabatnya meminta izin agar kisah yang ia alami ini, dibagikan ke media sosial, dengan harapan akan ada dermawan yang mau membantunya.

"Alhamdulillah setelah itu, banyak orang yang membantu, sehingga istri saya bisa menjalani operasi pengangkatan janin. Terima terima kasih kepada semua dermawan yang sudah membantu," ucap Misyani.

Saksikan juga video menarik berikut