Liputan6.com, Pekanbaru - Laju konfirmasi Covid-19 di Riau belum terhentikan, malah kian tinggi tiap harinya. Pada 10 September 2020, Riau masuk lima daerah tertinggi penyebaran setelah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Sebagai antisipasi penularan, Kota Pekanbaru sebagai daerah tertinggi penyebaran berencana menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) pekan depan. Kecamatan Tampan menjadi wilayah pertama karena zona merah.
Advertisement
Baca Juga
Namun, menurut juru bicara gugus tugas Covid-19 di Riau dr Indra Yovi, PSBM tidak cocok diterapkan di Pekanbaru. Salah satu alasan adalah geografis perkotaan karena warga mudah menjangkau kecamatan lainnya.
"Secara umum PSBM bisa diberlakukan kepada wilayah luas, misalnya di Bengkalis, tinggal pilih kecamatan mana," kata Indra, Kamis petang, 10 September 2020.
Kalau seandainya di Tampan (Pekanbaru) saja, tambah Indra, warga di Kecamatan Senapelan sangat mudah menjangkaunya. Begitu juga sebaliknya karena kecilnya wilayah Kota Bertuah.
Secara pribadi, Indra menilai PSBM lebih baik diterapkan di beberapa kabupaten/kota sekaligus. Tinggal dilihat kabupaten mana saja yang dalam beberapa terakhir paling banyak konfirmasi Covid-19.
"Misalnya Pekansikawan (Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan) karena paling banyak beberapa terakhir," ucap Indra.
Di sisi lain, apakah Riau akan memberlakukan PSBB lagi seperti beberapa bulan lalu, Indra menyebut belum ada pembahasan. Meskipun peningkatan pasien di Bumi Lancang Kuning sangat mengkhawatirkan.
Sebagai informasi, total konfirmasi Covid-19 di Riau hingga 10 September 2020 mencapai 3160 kasus. Dari jumlah itu ada 1491 pasien dan 58 orang meninggal dunia.
Hingga Kamis malam masih ada 586 pasien Covid-19 di Riau dirawat di rumah sakit dan 1025 orang isolasi mandiri.
Â
Simak video pilihan berikut ini:
PSBM di Kecamatan Tampan
Terpisah, Wali Kota Pekanbaru Dr Firdaus menyebut PSBM baru dilaksanakan pekan depan. Pihaknya masih menyusun petunjuk lapangan bagi petugas yang terlibat memantau PSBM.
Sebagai awal, Kecamatan Tampan menjadi pilihan karena menjadi daerah paling sibuk di Pekanbaru. Daerah ini juga padat pemukiman penduduk.
Menurut Firdaus, PSBM untuk menghindari kluster rumah tangga yang banyak ditemukan dalam beberapa pekan terakhir di Pekanbaru.
"Warga tertular di tempat kerja, kemudian pulang ke rumah sehingga bisa menulari hingga 12 orang lainnya," ucap Firdaus.
Di Kecamatan Tampan juga banyak perkantoran sehingga aktivitas warga di sana perlu dibatasi. Begitu juga dengan pembatasan keramaian serta pusat perbelanjaan yang banyak di sana
Advertisement