Liputan6.com, Palembang - Kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di rel kereta api kembali terjadi di Sumatera Selatan (Sumsel). Bahkan lakalantas akibat tertabrak kereta api, kerap memakan korban. Kejadian ini juga yang dialami warga Palembang yaitu Ana Monica (44) bersama anggota keluarganya Ningsih (49) dam Giovanni (38).
Tabrakan kereta api ke mobil mereka, hampir saja merenggut nyawa para warga Palembang tersebut. Ana ingat betul bagaimana dia dan kedua anggota keluarganya, bertahan hidup saat kendaraan mereka ditabrak kereta api dengan laju yang kencang.
Advertisement
Baca Juga
Pada hari Selasa (8/9/2020) sore sekitar pukul 16.00 WIB, Giovanni sebagai supir bersama Ana dan Ningsih, rencana membawa kendaraan berisi barang dagangannya dari Kota Palembang menuju ke Desa Soal Batok, Kecamatan Pemulutan Ogan Ilir Sumsel.
"Kami mau menawarkan barang-barang elektronik ke warga, diangkut pakai mobil," ucapnya, Kamis (10/9/2020).
Saat memasuki wilayah Desa Soak Batok, mobil Daihatsu Gran Max dengan plat nomor BG 1264 OP melintasi jalan akses warga ke arah rel kereta api.
Karena tidak ada palang pintu dan itu menjadi akses satu-satunya menuju tempat yang dituju, Giovanni melajukan kendaraannya di jalur rel ganda tersebut.
Ketika tepat di atas rel kereta api, Ana dan kedua saudaranya terkaget mendengar ada bunyi suara laju kereta api dari arah Palembang.
"Kami bertiga sangat panik. Terlebih saat akan keluar mobil, pintunya tidak bisa dibuka," ucapnya.
Ana dan kedua saudaranya langsung berteriak di dalam mobil. Mereka pun melihat detik-detik kepala kereta api semakin mendekat dan menghantam mobilnya. Suara dentuman tabrakan pun terdengar memekakkan telinga Ana dan saudaranya.
Di saat kendaraannya terseret oleh laju kereta api, Ana dan saudaranya masih tersadar dan terus berteriak ketakutan. Mobil terseret cukup jauh dari lokasi tabrakan, sementara para penumpang berteriak histeris.
"Saya teriak dan berdoa kepada Tuhan. Saya kira kami akan mati dan sudah pasrah saat itu. Setelah teriak, saya merasa lemas dan langsung pingsan," kata warga Palembang tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Ketiga Korban Selamat
Lalu, kesadarannya kembali pulih ketika mendengar ada suara orang berteriak dan pecahan kaca mobilnya.
Ana melihat ada beberapa warga yang berusaha menyelamatkan mereka. Ketika pintu mobil sudah bisa dibuka, warga mengevakuasi Ana dan Giovanni terlebih dahulu. Lalu, warga juga bergegas menggotong tubuh Ningsih yang masih tak sadarkan diri.
"Kami dibawa ke mobil lain dan tepat setelah semua keluar, mobil terbakar. Apinya muncul perlahan," ungkapnya.
Aksi penyelamatan ketiga korban pun berhasil dilakukan para warga sekitar. Korban akhirnya dilaeikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bari Palembang, karena mengalami luka-luka di tubuhnya.
Ana dan Giovanni mengalami luka di tangannya. Sedangkan kondisi Ningsih cukup parah, karena mengalami luka robekan di bagian kepala.
Advertisement
Terus Imbau Warga
"Kepala Ningsih akhirnya dijahit. Tapi malam itu, kami sudah diperbolehkan pulang ke rumah masing-masing," katanya.
Ana yang kini terbaring lemah di rumahnya di Kelurahan 16 Ulu Seberang Ulu II Palembang, masih merasakan sakit di sekujur tubuhnya.
Manager Humas Kereta Api Indonesia (KAI) Divre III Palembang Aida Suryanti menuturkan, PT KAI terus berkoordinasi dengan pemerintah sebagai regulator Dirjen Perkeretaapian dan Dinas Perhubungan setempat, terutama tentang perlintasan sebidang dan pembangunan pintu perlintasan sesuai Peraturan Perundangan berlaku.
“Prinsipnya PT.KAI sangat mendukung untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang. Dengan terus mengingatkan dan mengimbau kepada masyarakat, untuk waspada dan tidak menerobos setiap melewati perlintasan kereta api,” ucapnya.
Karena menurutnya, akan sangat membahayakan perjalanan kereta api, diri sendiri dan orang lain. Selain itu, setiap akan melewati perlintasan, masinis selalu mengingatkan masyarakat dengan membunyikan klakson kereta.