Sukses

Kisah Kades Bertato Sekujur Tubuh yang Dicintai Warganya di Banjarnegara

Hoho adalah fenomena langka, kepala desa dengan tato memenuhi sekujur tubuhnya

Liputan6.com, Banjarnegara - Tato Sosok perempuan berkimono melekat di tangan kanan Welas Yuni Nugroho atau biasa disapa Hoho. Perempuan dalam gambar itu menggenggam kipas dengan jemari lentiknya. Rambutnya rapi terkonde.

Matanya yang sipit menatap lembut kepada siapapun yang memandang. Perempuan ini dikenal dengan Geisha, seniman perempuan di Jepang yang menghibur laki-laki dengan daya sensualnya.

Ada empat gambar Geisha yang melekat di berbagai bagian tubuh Hoho, Kepala Desa Purwasaba Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Yang paling besar ada di punggungnya. Di punggung, tampak tato geisha tengah mengayunkan pedang.

Hoho adalah fenomena langka, kepala desa dengan tato memenuhi sekujur tubuhnya. Selama ini, tato ditafsirkan sebagai simbol premanisme dan karena itu berkonotasi negatif. Barang siapa bertato, kebanyakan orang menilai dia bukan orang baik-baik.

Namun demikian, Hoho mampu menepis stigma itu. Ia membuktikan tak selamanya tato lekat dengan premanisme dengan merengkuh dukungan warga pada pemilihan kepala desa Juli 2019 yang lalu.

Hoho, si pria bertato itu, bahkan menang mutlak. Ia mengalahkan dua kandidat lain dengan perolehan suara yang fantastis.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Sumbang Mobil Pribadi

"Saya dapat suara sekitar 1.900, sementara suara dua calon lain kalau digabung pun saya masih unggul," ujar dia ketika ditemui di Kantor Desa Purbasaba, Kamis (10/9/2020).

Hasil perolehan suara ini menunjukkan ada pergeseran cara pandang warga desa terhadap orang bertato. Warga tak lagi sekadar melihat penampilan dalam memilih pemimpin.

Hoho menang antara lain karena memandang siapa mendiang orangtuanya. Hoho merupakan putra tokoh masyarakat di desa itu. Selain pernah menjabat sebagai anggota DPR, ayahnya juga sempat menjadi Kepala Desa Purwasaba.

Di luar itu, Hoho juga membuktikan kualitas kepemimpinan usai terpilih. Ia menunjukan kepemimpinan dengan memprioritaskan fasilitas publik yang menjadi kebutuhan utama warga.

Tak lama setelah dilantik, ia menyumbangkan mobil pribadi miliknya untuk desa. Kendaraan ini dipakai untuk kebutuhan mobilisasi warga, seperti ketika butuh alat transportasi untuk mengantar ibu yang akan melahirkan, warga yang sakit atau keperluan lainnya.

"Mobilnya Honda Stream," kata bungsu empat bersaudara ini.

 

3 dari 3 halaman

Bangun Jalan

Tak hanya itu, Hoho juga membangun jalan desa yang bertahun-tahun tak tersentuh program pemerintah desa. Ia membangun dengan dana pribadi.

Jalan ini terabaikan karena dianggap tak penting. Jalan sepanjang 700 meter ini menghubungkan Desa Purwasaba dengan desa tetangga. Ia mengaspal jalan ini selebar 3 meter sehingga bisa dilalui kendaraan roda empat.

"Karena di sepanjang jalannya sawah, jadi tidak diprioritaskan. Padahal di ujung jalan juga ada rumah-rumah warga," ucapnya.

Ia juga menyelesaikan penyerahan hak tunda perangkat desa sebelum pensiun. Setiap perangkat desa yang hendak purnatugas berhak mendapat semacam penghargaan berupa hak kelola tanah desa. Hak ini berlaku bagi perangkat yang diangkat sebelum ada Perda yang menghapus hak tunda ini.

Kepala desa sebelum Hoho tak ada yang berani menunaikan hak ini. Namun Hoho memenuhi hak empat perangkat desa atas hasil konsultasi dengan Inspektorat dan Bapermasdes Banjarnegara.

"Ketegasan dan keberanian itu sangat berarti buat kami pars perangkat desa," kata Kidi Edi Suseno, perangkat desa setempat.