Sukses

Kata Ridwan Kamil Usai Suntik Kedua Vaksin Sinovac

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapatkan suntikan kedua sebagai relawan uji klinis fase ketiga vaksin Covid-19 Sinovac.

Liputan6.com, Bandung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendapatkan suntikan kedua sebagai relawan uji klinis fase ketiga vaksin Sinovac yang dilakukan Bio Farma dan para peneliti di Universitas Padjadjaran (Unpad). Pria yang kerap disapa Emil itu menjalani penyuntikan di Puskesmas Garuda, Kota Bandung, Senin (14/9/2020).

Selain Emil, ada tiga pimpinan di lingkungan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar yang turut menjadi relawan. Mereka adalah Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi, Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto, dan Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa.

Emil bersama ketiga pimpinan Forkopimda melaksanakan penyuntikan kedua pukul 13.30 WIB. Seusai penyuntikan, mantan wali kota Bandung itu pun bercerita tentang pengalamannya disuntik tahap kedua.

"Alhamdulillah, di hari ini saya Pak Kapolda, Pak Pangdam, dan Pak Kajati selaku pimpinan di Jabar melaksanakan kunjungan yang ketiga dari lima kunjungan. Kunjungan ketiga ini juga puncak dari proses yaitu penyuntikan dosis terakhir dari percobaan vaksin Covid-19," katanya dalam konferensi pers.

Berbeda dari kunjungan pertama, Emil menuturkan, kunjungan kali ini lebih cepat dibanding pada kunjungan pertama dua pekan lalu. Dalam kesempatan ini tidak ada pengambilan darah seperti halnya pada kunjungan sebelumnya pada 28 Agustus lalu.

"Urutannya, kami dicek timbangan kemudian masuk oleh dokter diperiksa lagi apakah selama dua minggu ada perubahan, lalu dicek melalui stetoskop di paru-paru dan sekitarnya. Setelah itu masuk ruangan vaksin yang dilakukan dua dokter. Tiap orang berbeda-beda. Saya, Pak Pangdam dan Pak Kajati di sebelah kiri, Pak Kapolda ada di sebelah kanan," ungkapnya.

Pada proses penyuntikan kali ini, Emil merasakan pegal. Hal itu dikarenakan lebar jarum yang lebih besar.

"Diameter jarumnya agak besar jadi lubangnya (di lengan) lumayan tidak kecil. Setelah itu 30 menit kami menunggu karena dicek reaksinya dan rata-rata aman," tuturnya.

Untuk diketahui, uji klinis vaksin corona Sinovac buatan China, peneliti melakukan randomisasi yaitu prosedur pengacakan penyuntikan vaksin untuk menentukan apakah relawan atau subjek penelitian akan mendapatkan vaksin SARS-Cov-2 atau plasebo berupa water for injection.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Kunjungan Dua Pekan Lagi

Emil mengaku merasa pegal setelah penyuntikan berlangsung. Namun kondisi tersebut tidak berlangsung lama.

"Kalau saya pribadi selama lima menit mengulangi reaksi yang sama tubuh (penyuntikan pertama) saya. Jadi agak pegal selama lima menit agak susah mengangkat tangan tapi sekarang sudah agak lumayan," ungkapnya.

Ia pun berharap tidak merasakan kantuk seperti pada reaksi penyuntikan pertama, 28 Agustus lalu. "Hari berikut biasanya ngantuk tapi mudah-mudahan tidak terjadi lagi dan hasilnya dimonitor lagi," ujarnya.

Seusai penyuntikan, Emil dan para pimpinan Forkopimda akan melaksanakan kunjungan pada dua pekan mendatang. Mereka diminta diambil sampel darahnya agar diteliti apakah vaksin telah memberikan antibodi.

"Nanti 14 hari dari sekarang barulah akan dites darah kami. Jadi selama dua kunjungan lagi mohon doanya agar hasil nanti dalam dua minggu dari sekarang ada reaksi positif yang baik yaitu meningkatnya imunitas dan antibodi kami dalam menghadapi covid," katanya.

Emil juga menyebutkan bahwa jumlah relawan yang mengikuti uji klinis sudah mencapai lebih dari 600 orang dari target 1.620 relawan.

"Per hari ini yang kami ketahui jumlah relawan dari 1.620 yang dibutuhkan masih berproses panjang baru 400 yang sudah disuntik tahap satu kemudian yang tahap dua sekitar 200 relawan. Kami bagian dari angka tadi," ujarnya.