Sukses

3 Benda Purbakala Ditemukan di Perairan Pulau Asei Sentani

Temuan tiga benda purbakala didapat oleh warga yang menyelam sambil menombak ikan atau dalam bahasa setempat disebut molo.

Liputan6.com, Sentani - Tiga benda purbakala ditemukan pada kedalaman 3 meter di perairan pulau Asei, pulau kecil di tengah Danau Sentani, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. Ketiga benda tersebut adalah tiang rumah berukir, ohote atau piring tradisional Sentani, dan dayung perahu.

Peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebutkan temuan tiga benda purbakala didapat oleh warga yang menyelam sambil menombak ikan atau dalam bahasa setempat disebut molo.

"Pulau ini dikenal sebagai penghasil lukisan kulit kayu atau khombouw. Masyarakat Asei dikenal sangat kreatif dan pandai melukis," kata Hari Suroto, Jumat (18/9/2020).

Hari yang sedang melakukan penelitian di Pulau Asei merinci tiga temuan benda purbakala yakni tiang kayu berukir yang pada masa lalu adalah tiang rumah adat Asei. Tiang ini dibuat dari kayu pohon Soang yang terkenal keras dan mampu bertahan lama.

 

 

 

Simak video pilihan berikut ini:

2 dari 3 halaman

Motif Turun-temurun

Pohon soang banyak tumbuh di pegunungan Cycloop. Motif yang terdapat pada tiang rumah, saat ini masih dapat dijumpai pada motif lukisan kulit kayu. Hal ini menunjukkan bahwa motif hias masa lalu masih berlanjut hingga sekarang.

"Pengetahuan atau ingatan tentang motif masa lalu rupanya masih dipertahankan atau dilestarikan oleh penduduk di Asei, bahkan terus dilestarikan dan diajarkan oleh orangtua ke generasi muda," dia mengatakan.

Tiang rumah berukir, saat ini disimpan oleh masyarakat Asei, ditempatkan di ruang publik dekat lapangan bola voli.

"Beruntung kesadaran masyarakat Asei terkait dengan peninggalan masa lalu sudah tinggi, sehingga benda purbakala yang ditemukan di lingkungan mereka langsung disimpan dengan baik," ujarnya.

 

 

3 dari 3 halaman

Piring dan Dayung Khas Sentani

Kemudian temuan kedua adaalah piring tradisional Sentani atau disebut juga Ohote yang bentuknya seperti daun. Satu sisi dibentuk cekung sedangkan sisi lainnya dibuat ukiran khas Asei.

Pada masa lalu, Ohote berfungsi untuk menyajikan lauk ikan. Ohote dibuat dari kayu pohon lingua yang banyak tumbuh di hutan sekitar Danau Emfote atau Danau Love, sebelah selatan Danau Sentani.

Temuan banda purbakala yang terakhir adalah dayung perahu berukir khas Sentani yang dibuat dari kayu besi.

"Tiang rumah berukir dan benda purbakala Sentani lainnya sangat diminati oleh kolektor luar negeri, mereka berani membayar mahal untuk mendapatkanya," Hari menambahkan.

Yohanis Pouw, warga Pulau Asei menuturkan saat ini kondisi air Danau Sentani sedang surut, sehingga warga yang menyelam kadang melihat benda purbakala dalam air.

"Paling banyak kami lihat pecahan sempe atau pecahan gerabah. Kami tidak mengambil benda-benda yang ada dalam air itu. Hanya saja tiang rumah yang kami temukan kelihatan besar dan bentuknya bagus, maka kami angkat ke darat," jelasnya.

Yohanis menyebutkan usulan dari seorang warga setempat untuk menjual tiang kayu rumah tersebut karena banyak yang berminat.

"Tapi banyak juga masyarakat Asei yang melarang hal ini, bahkan tokoh adat dan tetua di kampung tak memperbolehkannya,” ujarnya.