Liputan6.com, Manado - Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Manado, Sulut, melakukan sertifikasi terhadap 6.300 ton bungkil kelapa milik PT Cargill Indonesia, Sabtu (19/9/2020).
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Manado, Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian Donni Muksydayan mengatakan, dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST mencatat nilai ekonomi komoditas tersebut mencapai Rp17,7 miliar.
Donni mengatakan, komoditas diangkut melalui pelabuhan milik PT Cargill Indonesia menuju ke India setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan dipastikan bebas dari hama hidup oleh Pejabat Karantina Pertanian Manado.
Advertisement
Baca Juga
"Sebagai informasi, bungkil kelapa ini di negara tujuan akan digunakan sebagai bahan pakan campuran ternak," ujarnya.
Bungkil kelapa merupakan pakan ternak sumber protein selain bungkil kedelai, bungkil kelapa sawit, maupun bungkil kacang tanah. Kandungan protein yang cukup baik dan memiliki tingkat kesukaan yang ditunjukan oleh ternak (palatabilitas) yang baik menjadikan bungkil kelapa banyak diminati oleh para peternak sebagai pakan tambahan.
"Kandungan protein bungkil kelapa berkisar antara 20-22%. Bungkil kelapa sangat cocok sebagai pakan sapi perah dan dapat digunakan sampai 30% dalam ransum," ujarnya.
Komoditas ini merupakan produk samping asal kelapa yang masuk dalam 10 komoditas unggulan Kementerian Pertanian yang didorong secara khusus pada Gratieks, atau Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor.
Donni mengatakan, saat ini pihaknya mendorong para eksportir agar tidak lagi mengekspor komoditas mentah ke luar negeri.
"Olah dulu minimal menjadi barang setengah jadi agar komoditas pertanian tersebut memiliki nilai tambah," ujarnya.
Donni mengatakan, pihaknya melakukan penjaminan kesehatan dan keamanan terhadap limbah produk pertanian yang diminati pasar ekspor. Pejabat Karantina Pertanian Manado, Sulut, memastikan persyaratan karantina negara tujuan sudah dipenuhi.
"Bungkil kelapa merupakan limbah yang jadi berkah bagi kita semua," ujarnya.
Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengatakan, potensi ekspor kelapa maupun produk turunan sampai ke limbahnya dari Sulut sangat besar.
Jamil menjelaskan bungkil kelapa sudah mengalami proses pengolahan, sehingga memiliki daya simpan yang lebih lama dan berdampak pada naiknya nilai tambah komoditas tersebut sehingga dapat tembus pasar ekspor. Pemerintah juga telah membuat strategi agar pertumbuhan ekspor terus meningkat, di antaranya mendorong pertumbuhan eksportir baru, diversifikasi produk ekspor melalui dua cara.
"Yakni mendorong ekspor produk setengah jadi dan jadi produk turunan dan mendorong produk baru di Sulut," ujar Jamil.