Liputan6.com, Dompu - Setelah kandas untuk ikut dalam Pilkada Serentak 9 Desember 2020, massa pendukung pasangan Syaifurrahman Salman dan Ika Rizky Veryani (SUKA) menggelar demo dan sasarannya kantor KPU Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Massa aksi berangkat dari rumah perjuangan dan berkumpul di bundaran DPRD Dompu. Mereka memaksa menerobos akses menuju kantor KPUD, tetapi diadang pasukan bersenjata lengkap dan mobil water cannon. Gagal ke KPUD, pengunjuk rasa pun terpaksa orasi di bundaran DPRD.
Advertisement
Baca Juga
Orator Slamet Abadi Sentosa menuding KPUD Dompu telah berlaku zalim terhadap pasangan SUKA dalam Pilkada Dompu 2020. Sementara, Dedy Kusnadi keberatan dengan keputusan yang dikeluarkan KPU Dompu dengan tidak meloloskan pasangan SUKA.
Menurutnya, keputusan KPU tidak adil bahkan dan menuding komisioner KPU Dompu telah mencederai demokrasi. "Pasangan SUKA saat ini sedang dizalimi," teriak Dedy.
Dedy mempertanyakan dua calon lain yang sudah jelas memiliki kelemahan secara administrasi, justru diloloskan oleh KPU Dompu. "Ada apa ini? Kenapa hanya calon kami yang dizalimi," ujar dia.
Senada juga diungkapkan Ilham Yahyu. Menurutnya, untuk menciptakan demokrasi yang berkualitas seharusnya KPU Dompu berlaku adil kepada seluruh calon. "Keputusan KPU adalah sebuah putusan yang diskriminatif," katanya.
Di Pilkada Dompu, tadinya ada 3 bakal pasangan calon yang mendaftar di KPUD yaitu pasangan Syaifurrahman Salman-Ika Rizky Veryani, Kader Jaelani dan Syahrul Parsan, serta Eri Aryani dan Ichtiar.