Liputan6.com, Cirebon - Pasar malam atau pasar rakyat di Alun-Alun Keraton Kasepuhan Cirebon ditiadakan tahun ini. Pasar rakyat pada momen Muludan Cirebon biasa digelar setiap memasuki bulan maulid.Â
Masifnya penyebaran covid-19 dan pasien yang positif membuat pemerintah memutuskan untuk meniadakan kegiatan pasar rakyat Muludan itu.
Advertisement
Baca Juga
"Kami sudah memberi surat rekomendasi kepada Keraton Kasepuhan untuk meniadakan pasar muludannya saja," kata Wali Kota Cirebon Nashrudin Azis, Rabu (23/9/2020).
Dia mengaku tidak menutup kemungkinan jumlah positif covid-19 di Kota Cirebon semakin banyak apabila pasar rakyat Muludan Cirebon digelar.
Oleh karena itu, untuk menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat, dia meminta seluruh keraton di Kota Cirebon meniadakan pasar rakyat muludan.
"Hanya pasar muludannya saja untuk pelaksanaan rangkaian ritual selama Muludan di Keraton tetap bisa dilakukan tapi hanya bersifat internal keluarga. Tentu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan," kata dia.
Dia mengatakan, perkembangan penyebaran covid-19 di Kota Cirebon menunjukkan tren semakin bertambah. Potensi penyebaran dan penularan covid-19 di Kota Cirebon semakin tinggi.
Oleh karena itu, lanjut dia, ironis jika pemerintah tegas menerapkan disiplin protokol kesehatan kepada warganya. Namun, kegiatan muludan di Cirebon tetap digelar.
"Karena kami yakin tidak ada satu pun yang bisa menjamin jika protokol kesehatan bisa dijalankan dengan ketat dan disiplin saat muludan digelar. Peniadaan kegiatan muludan tahun ini juga berlaku untuk seluruh keraton yang ada di Kota Cirebon," ujar dia.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tiadakan Panjang Jimat
Menanggapi surat rekomendasi Pemkot Cirebon, Keraton Kasepuhan mengeluarkan maklumat. Sultan Keraton Kasepuhan Cirebon PRA Luqman Zulkaedin menyebutkan, maklumat dikeluarkan merespon rekomendasi Pemkot Cirebon.
Luqman menyebutkan, dalam maklumat tersebut, Keraton Kasepuhan Cirebon meniadakan kegiatan pedagang musiman atau pasar rakyat yang ada di Alun-alun keraton.
"Berdasarkan imbauan dan kebijakan Pemkot Cirebon dan demi mencegah serta melindungi masyarakat agar tidak tertular covid-19," tulis salah satu poin maklumat Sultan Kasepuhan Cirebon.
Bahkan, dalam maklumat tersebut tidak hanya meniadakan pasar rakyat di Alun-Alun Keraton Kasepuhan Cirebon. Keraton Kasepuhan meniadakan tradisi puncak perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Upacara Panjang Jimat.
Padahal, tradisi tersebut rutin dilaksanakan keraton sejak ratusan tahun lalu. Luqman menyebutkan, upacara tradisi panjang jimat diganti dengan pembacaan salawat, zikir, doa, dan kitab barzanji pada puncak Maulid Nabi.
"Pembacaan dilakukan oleh Kaum Masjid Agung, keluarga sultan, abdi dalem secara terbatas dan mengikuti protokol kesehatan," ujar dia.
Sementara itu, tradisi lain seperti caos silaturahmi sultan dengan rakyat tetap dilaksanakan terbatas dan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Menurutnya, tradisi caos hampir setiap hari ada. Namun, tradisi tersebut paling banyak dilakukan pada waktu bulan mulud.
"Untuk objek wisata ziarah, religi, dan budaya di Keraton Kasepuhan, Astana Gunung Jati, Taman Goa Sunyaragi tetap buka dengan mematuhi protokol kesehatan," ujar dia.
Â
Advertisement