Sukses

Awas, Covid-19 Sudah Rambah Kantor Pemerintah dan Keluarga di Purbalingga

Mereka yakni tenaga medis di RSUD Goeteng Taroenadibrata dan pegawai Dinas Kesehatan

Liputan6.com, Purbalingga - Kasus COVID-19 di Purbalingga mulai menjalar ke klaster perkantoran dan keluarga. Kluster perkantoran bahkan sudah mulai merambah Dinas Kesehatan Purbalingga, yang merupakan salah satu garda terdepan penanganan Covid-19.

Sebagai konsekuensinya, lantai II Dinas Kesehatan lockdown selama tiga hari hingga semua pegawai selesai menjalani tes swab.Total tenaga medis yang terkonfirmasi ada enam orang.

Dari jumlah itu, empat orang sembuh, sementara dua orang masih dalam perawatan. Mereka yakni tenaga medis di RSUD Goeteng Taroenadibrata dan pegawai Dinas Kesehatan.

“Jadi klaster perkantoran memang benar, klaster keluarga juga benar,” kata Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, drg Hanung Wikantono yang dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (26/9/2020).

Klaster Dinas Kesehatan diketahui setelah satu di antara pegawai di bagian pengendalian penyakit terkonfirmasi positif. Pegawai ini merupakan istri satu dari Danramil di Purbalingga.

Setelah satu orang pegawai terkonfirmasi positif, Dinas Kesehatan menggelar tes usap untuk semua pegawai. Hasil sementara ada satu orang yang terkonfirmasi positif.

“Yang bersangkutan adalah pejabat eselon IV Dinkes yang ngurusi pengendalian penyakit menular, termasuk COVID-19. Imunitas turun dan sering kontak karena di garda depan,” ucapnya.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

WFH di Purbalingga

Para pegawai Dinas Kesehatan yang bertugas di barisan terdepan dalam penanganan pandemi COVID-19 bekerja sejak kasus pertama ditemukan di Purbalingga tanpa mengenal bekerja dari rumah layaknya pegawai lain.

Karena itu, Hanung mengusulkan work from home (WFH) akan kembali berlaku per Senin (28/9/2020) agar para tenaga medis mendapat keringanan. Keringanan itu dalam bentuk mengerjakan tugas administrasi dari rumah.

“Karena kita dari awal kan gak pernah leren (berhenti), ya lama-lama jatuh juga. Biar imunitas meningkat, ketahanan meningkat, ono ngasone lah,”ujar dia.

Para tenaga medis sejauh ini mendapat fasilitas perlindungan diri seperti APD. Ketersediaan APD bagi tenaga medis juga masih mencukupi.

Namun untuk stok virus transfer media (VTM) mulai menipis. Jumlahnya ada di bawah 100. Padahal alat ini diperlukan untuk proses tes PCR.

“Maka kami ajukan lagi sambil menunggu nota dinas mbok ada bantuan dari provinsi. Seperti sekarang ada bantuan dari Yogya sekitar 400,” tuturnya.

Sementara untuk menjaga kesehatan para tenaga medis, Puskesmas menyediakan nutrisi tambahan. Sementara pegawai di dinas Kesehatan hanya mendapat suplemen.

Sedangkan nutrisi finansial berupa insentif baru cair untuk April dan Mei. Sementara untuk Juni, Juli dan Agustus belum cair karena uang dari pusat belum cair meskipun Dinas Kesehatan sudah mengusulkan.