Liputan6.com, Tarakan - Suasana duka menyelimuti rumah korban longsor di Jalan Cendrawasih X, Kelurahan Juata Permai, Kota Tarakan, Kalimantan Utara pada Senin (28/9/2020). Para tetangga dan kerabat terlihat silih berganti mendatangi rumah duka untuk berbelasungkawa.
Intan Ariani, 14 tahun, wajahnya tampak sedih disertai isak tangis ketika ditemui di rumahnya. Tatapan mata Intan terlihat kosong, lantaran tak menyangka musibah longsor tersebut akan merengut nyawa keluarganya.
Intan kehilangan kedua orangtuanya, yakni ayahnya bernama Piter Batti (38), ibunya bernama Anna Lisu Lalong (40), dan sang adik, Tristan Alfian Lalong (8). Sebelum bencana terjadi, Intan berada dalam kamarnya bersama sang adik. Namun, seketika terdengar suara gemuruh petir, karena ketakutan adiknya kemudian pindah ke kamar orangtuanya.
Advertisement
Baca Juga
"Adikku sama aku di dalam kamar, tapi pas sudah mulai turun hujan terus dia dengar suara petir, dia pindah ke kamar mama sama bapak," terang Intan.
Pada saat bencana terjadi, Intan tengah terlelap tidur di kamarnya. Dia kemudian dikagetkan dengan suara tetangga yang menggedor-gedor pintu rumah serta jendela kamarnya sekira pukul 01.30 Wita dini hari.
Ia kemudian beranjak dari tempat tidur, membuka pintu kamarnya, Intan melihat kondisi rumahnya sudah tertimbun tanah, batu dan material bangunan yang sudah berserakan. Spontan, ia kemudian berusaha menyelamatkan diri.
"Aku lihat jendela kamarku masih aman, aku langsung keluar lewat jendela itu. Karena mau keluar lewat pintu di ruang tamu sudah tidak bisa," ungkapnya.
Sementara, Intan berupaya mencari kedua orangtua dan adiknya. Namun karena kondisi di dalam rumahnya sudah hancur berantakan, membuatnya tidak bisa menemukan kedua orangtua serta adiknya.
Hingga kemudian tim SAR menemukan mereka dalam kondisi meninggal dunia.