Sukses

Santri Sakit dan Demam, Swab Massal Digelar di Satu Pesantren di Cilacap

M Wijaya mengatakan swab dilakukan terhadap sejumlah santri yang sakit dan menunjukkan gejala mirip Covid-19

Liputan6.com, Cilacap - Langkah cepat dilakukan oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah untuk meredam munculnya klaster Covid-19 di pondok pesantren.

Pada Rabu (30/9/2020), gugus tugas menggelar tes swab di sebuah pesantren di Cilacap. Swab dilakukan setelah sejumlah santri di pesantren tersebut mengalami demam dan batuk.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Cilacap, M Wijaya mengatakan swab dilakukan terhadap sejumlah santri yang sakit dan menunjukkan gejala mirip Covid-19.

Namun begitu, dia menyatakan gejala tersebut belum tentu Covid-19. Kepastian baru diperoleh setelah keluarnya hasil laboratorium.

Wijaya mengatakan swab tersebut adalah upaya deteksi dini Covid-19 di lingkungan pesantren. Menurut dia, bisa jadi santri yang diswab tersebut hanya mengalami gejala mirip Corona.

"Hasilnya belum. Kan baru kemarin. Beberapa hari ke depan mungkin sudah keluar hasilnya," dia menjelaskan swab di pesantren, Kamis petang (1/10/2020).

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Keterangan Beda

Swab itu pun hanya dilakukan terhadap sejumlah santri yang mengalami gejala mirip Covid-19, demam dan batuk, atau hanya di sekelompok santri. Para santri juga akan dikarantina sebelum hasil swab keluar.

“Lima atau enam santri," ucapnya.

Wijaya menyatakan swab massal baru akan dilakukan terhadap santri jika ditemukan ada santri yang positif. Tracing kontak akan dilanjutkan dengan swab massal.

Keterangan berbeda disampaikan oleh sumber di dalam pesantren tersebut. Jumlah santri yang diswab mencapai 67 orang, atau bisa disebut sebagai swab massal.

Pengelola pesantren juga sudah menyiapkan lokasi karantina, jika situasi memburuk. Dipastikan tempat karantina cukup karena ada beberapa gedung sekolah formal milik yayasan yang tidak digunakan.

“Belum keluar hasilnya,” ucap sumber tersebut.