Liputan6.com, Sikka - Kondisi SD Negeri Moko di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur sangat memprihatinkan. Tiga ruangan kelas sekolah yang berada di Dusun Daranatar, Desa Hoder, Kecamatan Waigete ini rusak parah dan belum mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Kondisi ini sungguh menganggu kenyamanan aktivitas belajar mengajar siswa," kata Kepala SDN Moko Mikhael Sabon Bibin, kepada Liputan6.com, Kamis ( 1/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Dia mengatakan sekolah itu memiliki tiga ruangan kelas dan sembilan rombongan belajar. Sedihnya, tiga ruangan kelas dikategorikan rusak berat.
"Rusak berat ini bisa kita lihat dari atapnya, kuda-kudanya, plafon, pintu jendela ruangan, lantai keramik rusak. Ada 1 unit ruang yang plafonnya rusak berat dengan lantai yang berlubang-lubang," ujarnya.
Ia merincikan, kerusakan berat ruang kelas itu, pada atap seng yang berplafon. Saat terjadi hujan, plafon mulai basah terkena limbasan air hujan dan mengganggu aktivitas siswa.
"Jika terus dibiarkan maka plafonnya bisa ambruk," katanya.
Ia mengaku sudah menyampaikan kepada guru kelas, agar saat kegiatan belajar mengajar, harus selalu waspada.
"Musim hujan sangat terganggu karena di dalam ruangan ada air tergenang," tandasnya.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Mengganggu Belajar Mengajar
Kerusakan parah terjadi di ruang kelas 1,2 dan 3, yang masing-masing memiliki rombongan belajar per kelas 26 siswa, 20 siswa, dan kelas 3 ada 19 siwa. Selain itu ada juga satu ruangan yang sementara dibiarkan kosong karena lantainya berlubang besar dan plafon nyaris ambruk.
Pihak sekolah dan komite sekolah berharap ruang kelas yang rusak berat ini bisa diperbaiki oleh Pemkab Sikka, sehingga siswa dan guru bisa belajar dengan nyaman.
Sementara Ketua Komite Sekolah, Ambrosius Pisen menambahkan, selain kerusakan tiga ruangan kelas, sekolah negeri ini juga belum memiliki ruangan perpustakaan sekolah.
Untuk menyimpan buku bacaan, mereka menggunakan ruang kelas.
"Kerusakan ruangan kelas ini belum ada perbaikan sejak sekolah ini didirikan pada tahun 1983. Sungguh menganggu kenyamanan aktivitas belajar mengajar siswa dan guru,"Â ucapnya.
Advertisement