Liputan6.com, Palembang - Julukan kawasan zero conflict memang disematkan di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Karena hingga saat ini, hampir tidak ada konflik yang terjadi antarsuku, agama dan ras di Sumsel.
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Aflatun Muchtar mengatakan, hingga saat ini hubungan antaragama, suku dan ras di Sumsel berjalan dengan baik. Terlebih adanya komunikasi intensif antara MUI dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Sumsel.
Advertisement
Baca Juga
“MUI di 17 kabupaten/kota di Sumsel sangat mendukung untuk menyosialisasikan tri kerukunan agama, yaitu sesama umat beragama, antarumat beragama dan ke pemerintah,” ucapnya, Sabtu (3/10/2020).
Menurutnya, jika sinergitas yang kokoh dan kuat akan membuat zero conflict di Sumsel dapat dipertahankan. Bahkan, masing-masing agama di Sumsel bisa memberikan contoh kerukunan ke tingkat nasional.
Dia pun mendukung penuh jika Sumsel dijadikan pilot project kawasan zero conflict terbaik di Indonesia. Namun perlu dikaji dari berbagai sektor, terlebih apa yang membuat Sumsel termasuk kawasan zero conflic.
“Pantas-pantas saja (jadi pilot project), segi-seginya perlu dikaji. Karena ulama dan tokoh agama kita juga sudah menanamkan nilai-nilai kerukunan. Serta kerjasama antartokoh agama di bawah MUI sebagai tenda besarnya,” katanya.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang Sumsel juga meminta, agar masing-masing tokoh agama dapat memberikan pemahaman kepada umatnya, terhadap ajaran agamanya dan agama lain.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :
Hubungan Antaragama
Terlebih tidak saling bersinggungan terutama masalah syariah, akidah dan ibadah. Sehingga yang bisa diutamakan adalah kebersamaan, hubungan sosial, kemasyarakatan dan tolong menolong antarsesama.
“Kita juga tetap menghargai dan menghormati toleransi dengan umat lain, karena Islam hadir untuk seluruh umat manusia,” ujarnya.
Advertisement