Liputan6.com, Yogyakarta- Venzha Christ, pegiat space art dari Yogyakarta berencana membuat simulasi analog Mars di Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta. Venzha Christ sebagai Direktur Indonesia Space Science Society (ISSS) menuturkan simulasi analog Mars bernama v.u.f.o.c Mars Analog Research Station (VMARS) fokus pada riset radio astronomi, mengenal radiasi benda langit, kreasi alternatif space food, inovasi teknologi space farming, serta penelitian extra-terrestrial life.
Simulasi analog Mars, VMARS, ini bukan hanya yang pertama di Indonesia, melainkan juga di Asia Tenggara. Lantas apa yang dimaksud dengan analog Mars? Venzha Christ menjelaskan analog Mars adalah tempat di bumi yang menampilkan satu atau lebih fitur geologi atau lingkungan yang mirip dengan apa yang ditemukan di Mars.
“Jadi analog Mars ini dihuni oleh tim sukarelawan dan hidup seolah-olah mereka sedang di Mars dalam kurun waktu tertentu,” ujar Venzha Christ di Yogyakarta, Jumat (9/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Simulasi jangka pendek di analog Mars tidak membutuhkan habitat yang memiliki volume besar atau perlindungan lengkap dari radiasi. Venzha Christ menyebutkan situasinya akan serupa dengan International Space Station (ISS) atau stasiun luar angkasa internasional. Saat tinggal di analog Mars, anggota kru juga akan terisolasi dari dunia luar, bertahan hidup dengan perhitungan makanan yang efektif dan hemat berupa space food, serta bereksperimen lapangan sembari mengenakanpakaian pelindung luar angkasa (EVA).
Menurut Venzha Christ, habitat Mars kerap digambarkan sebagai kumpulan bangunan futuristik Mars dengan teknologi dan infrastruktur pendukung kehidupan. Teknologi dan infrastruktur yang dimaksud meliputi, MARS EVA, Mars rover, drone, sumber energi, dome penyimpanan, fasilitas komunikasi, riset pertambangan, dan laboratorium tanaman.
Pembangunan analog Mars VMARS di Yogyakarta rencananya dimulai pada akhir 2020. Lalu Venzha Christ akan memulai proto program pada awal 2021 dan melaksanakan program pertama pada pertengahan 2021.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Berawal dari Pengalaman Pribadi
Inisiatif Venzha Christ untuk membangun analog Mars, VMARS, berasal dari pengalaman pribadi. Ia menjadi orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang pernh mengikuti pelatihan simulasi hidup di Mars di Amerika Serikat pada 2018 serta Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering (SHIRASE) di Jepang pada 2019.
“Dari pengalaman dan pengetahuan ini saya ingin membangun VMARS, yang bisa jadi sarana edukasi dan penalaran bagi generasi sekarang maupun mendatang,” ucap Venzha Christ.
Simulasi hidup di Mars ini juga dimiliki beberapa negara. Akan tetapi, setiap negara memiliki fokus dan tujuan yang berbeda.
Sebut saja, HI-SEAS di Mauna Loa - Hawaii oleh NASA, MDRS di Utah oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia, ESA, dan Cina, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon, Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika, Kutub Selatan oleh Perancis dan Itali (ESA).
Venzha Christ berpendapat masa depan teknologi sains di Indonesia bergantung pada proses dan peran masyarakat saat ini. Oleh karena itu, ia memproyeksikan keberadaan VMARS dapat mendorong industri antariksa nasional dan ekonomi kreatif bidang antariksa di Indonesia.
Advertisement