Sukses

Ketika Bahan Bakar Berkualitas 'Mengalir' Jauh Sampai ke Desa

Meski skala kecil, Pertashop mampu mengakomodir bahan bakar kualitas jenis Pertamax sampai ke pelosok desa.

Liputan6.com, Jambi - Sebuah pompa dispenser pengisian bahan bakar minyak (BBM) berdiri di depan Kantor Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Lengkap dengan neon box bertuliskan "Pertashop" semakin memudahkan warga mengetahui bangunan itu.

Pertashop di desa itu dibangun di atas lahan seluas 150 meter persegi. Halaman untuk kendaraan mengantre masih cukup luas. Sedangkan shelter Pertashop itu memiliki dimensi ukuran panjang 2,4 meter dan lebar 2,4 meter, serta tinggi 2,8 meter.

Meski berukuran jauh lebih kecil dari umumnya SPBU reguler Pertamina, namun mini outlet Pertashop mampu mengalirkan bahan bakar kualitas tinggi sampai ke pelosok desa. Selain bisa menjamin ketersediaan bahan bakar, Pertashop memiliki daya keamanan yang tinggi.

Bangunan Pertashop berkelir paduan merah dan putih itu telah beroperasi melayani penjualan BBM jenis Pertamax kepada masyarakat desa. Meski baru beroperasi, keberadaannya sudah banyak diketahui masyarakat karena berdiri di lokasi strategis, akses jalan utama desa.

"Masyarakat sangat menyambut baik, baru tujuh hari beroperasi konsumsi Pertamax di desa kami rata-rata sudah 150 liter perhari. Kami yakin ini akan terus meningkat," kata Kepala Desa Kemingking Dalam, Anang Fahri kepada Liputan6.com, 28 September 2020.

Pertashop yang mengusung tagline "Solusi Lengkap Produk-Produk Pertamina" memang jadi solusi warga pedesaan akan konsumsi BBM berkualitas. Sebab selama ini warga desa kebanyakan untuk mendapatkan bahan bakar jenis Pertamax, harus menempuh jarak sejauh belasan kilometer ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Sehingga, sekarang dengan hadirnya layanan Pertashop, atau outlet SPBU mini yang menjadi program unggulan dari Pertamina dan pemerintah itu, membuat bahan berkualitas telah mengalir jauh dan dirasakan sampai ke desa. Bahan bakar di Pertashop langsung dipasok dari terminal resmi milik Pertamina.

Tak hanya untuk masyarakat desa Kemingking Dalam saja, kehadiran Pertashop itu juga bisa melayani warga desa lain di sekitarnya. Desa Kemingking Dalam, secara kewilayahannya diapit oleh lima desa tetangga, menjadikan jangkauan Pertashop semakin luas memberikan layanannya kepada masyarakat pedesaan.

Terlebih lagi menurut Anang Fahri, bahan bakar jenis Pertamax yang dijual di Pertashop dengan harga Rp9.200 perliter tidak jauh beda harga Pertalite eceran Rp9.000 perliter. Dalam segi harga kedua bahan bakar tersebut yang tak jauh beda, Anang Fahri hakulyakin Pertashop menjadi pilihan utama masyarakat di desanya.

"Kualitas takaran juga terjamin, Pertashop ini kan seperti SPBU, masyarakat kita tahu kalau beli BBM langsung dari Pertamina itu pasti pas," kata Anang.

Desa Kemingking Dalam yang memiliki 780 kepala keluarga atau penduduk sebanyak 2.600 jiwa itu, menjadi pasar potensial bagi Pertashop. Belum lagi mobilisasi kendaraan di desa tersebut cukup tinggi karena di desa tersebut juga ditopang dengan kawasan industri dan perkebunan.

Konsumen Pertahsop di desa itu juga beragam, ada petani, buruh. Misalnya khusus untuk petani yang tadinya konsumsi kendaraan untuk ke kebun, kini mereka punya alternatif baru menggunakan bahan bakar jenis Pertamax yang harganya tak jauh beda dengan bensin eceran.

"Ini tentu jadi alternatif masyarakat desa kita untuk mendapatkan bahan bakar yang aman dengan kualitas tinggi," ujar dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Layanan BBM di Pertashop, Bikin Mesin Kendaraan Makin Top

Saipul (35), warga Desa Kemingking Dalam, pagi itu datang ke Pertashop di pusat desa. Ketika sampai, dia turun menurunkan standar sepeda motornya. Lantas tak berselang lama, petugas itu menyapa ramah.

"Dimulai dari nol ya pak," sapa petugas pengisian bahan bakar di Pertashop itu. Tangannya kemudian menyodorkan nozzle ke mulut tanki kendaraan Saipul.

Saipul adalah buruh di salah satu perusahaan perabot yang berkedudukan di Kota Jambi. Menggunakan sepeda motor dan menempuh puluhan kilometer sudah menjadi rutinitasnya saban hari. Sebelum, menggunakan Pertamax, ia kerap membawa sepeda motornya ke bengkel untuk servis cuci karburator.

Namun sejak Pertashop beroperasi di desanya, Saipul mengatakan, sepeda motornya kini sudah rutin diisi Pertamax. Harganya yang tak jauh beda dengan bahan bakar eceran, membuat ia berpaling ke Pertamax.

Dia mengaku ada perubahan signifikan terhadap tarikan mesin kendaraannya. Setelah menggunakan bahan bakar yang memiliki nilai Research Octane Number (RON) 92 atau sekelas Pertamax, tarikan sepeda motornya menjadi lebih gesit dan enteng.

"Top pokoknya kalau pakai Pertamax, nyarinya juga mudah sekarang sudah ada di desa kami," kata Saipul.

Sementara itu, Dosen Fakultas Teknik Universitas Jambi Nazarudin Phd menjelaskan, dengan menggunakan bahan bakar kadar oktan yang tinggi dapat menghasilkan ketukan mesin yang rendah. Akselerasi dan performance kendaraan menjadi lebih baik.

Selain itu, kata dia, bahan bakar yang memiliki RON tinggi seperti Pertamax, beriringan dengan kualitas kadar sulvur yang rendah. Sehingga ramah terhadap lingkungan karena emisi gas buang yang dikeluarkan semakin berkurang.

"Selain ramah lingkungan, menggunakan RON yang tinggi bisa mengurangi tingkat kerusakan mesin," katanya menjelaskan.

Nazarudin menilai, kehadiran Pertashop di pelosok desa adalah program yang positif. Selain bertujuan meningkatkan jangkauan bahan bakar berkualitas untuk masyarakat di desa, Pertashop berpotensi meningkatkan perekonomian desa karena dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

"Masyarakat di desa jadi bisa merasakan bahan kualitas dengan harga yang sama," kata Nazarudin.

3 dari 4 halaman

Ekonomi Baru Pedesaan

Pertashop di Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Taman Rajo, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, beroperasi dari pukul 06-30 hingga 17.30 WIB. Kehadiran Pertahsop di desa itu bermitra dengan BUMDes Kemingking Berkah dengan skema saham 51 persen yang dikucurkan dari dana desa.

Kades Kemingking Dalam Anang Fahri mengatakan, pihaknya berencana Pertashop di desanya akan diperluas. Kedepan Pertashop juga akan menjual produk-produk Pertamina lainnya seperti Pelumas, Pertadex, dan LPG Brightgas.

"Tanahanya masih luas, jadi Pertashop itu akan kita perlebar, jadi itu bisa meingkatkan perekonomian desa kami," kata Anang.

Anang hakul yakin, ke depan, Pertashop di desanya berpotensi meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) karena langsung dikelola BUMDes.Begitu pula Pertahsop yang hadir di pelosok di desa lainnya, bisa menjadi pusat ekonomi baru di pedesaan.

Pertashop menurut dia, memiliki prospek bagus untuk meningatkan perekonomian desa. Sebab, keuntungannya akan dikembalikan untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat desa.

"Kalau jualan bahan bakar itu kan tidak kenal namanya enggak laku, pasti laku terus, jadi BUMDes bisa ambil untung dari margin penjualan," katanya menjelaskan.

Kini di Provinsi Jambi, sistem Pertashop semakin berkembang dan menyebar di pelosok desa yang selama ini belum terlayani oleh lembaga penyalur resmi Pertamina lainnya seperti SPBU.

PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) telah mengoperasikan 13 unit Pertashop di Provinsi Jambi tepat waktu sesuai target tahun 2020.

Belasan unit Pertahsop di Jambi tersebut di antaranya berada di Desa Kemingking Dalam, Desa Solok, Desa Adipura Kencana (Muaro Jambi). Kemudian Desa Rantau Pandan, Desa Tuo Limbur, Desa Aur Gading, Desa Bukit Sari (Bungo). Desa Desa Tambang Emas (Merangin).

Selanjutnya Desa Parit Culum (Tanjung Jabung Timur), Desa Pandan Jaya (Tanjung Jabung Timur), Desa Tungkal Ilir II (Tanjung Jabung Barat), dan Desa Karmeo, Desa Petajen (Batanghari)

Sementara itu, secara keseluruhan di wilayah Sumbagsel sudah dioperasikan 33 unit Pertashop. Dari jumlah tersebut di antaranya 13 unit atau 39 persen resmi beroperasi di wilayah Provinsi Jambi.

Sedangkan 20 unit lainnya tersebar di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 5 unit, 2 unit di Bangka Belitung, 9 di Lampung, dan 4 di Provinsi Bengkulu.

4 dari 4 halaman

Energi Berkeadilan

Pertashop adalah sebuah gagasan baru yang dibangun Pertamina. Ia hadir sebagai lembaga penyalur Pertamina berskala kecil. Kehadirannya untuk melayani kebutuhan bahan bakar kualitas tinggi untuk masyarakat desa.

Meski skala kecil, nyatanya ia mampu mengakomodir bahan bakar kualitas sampai ke pelosok desa. Selain itu, dari segi keamanan juga mumpuni dan lebih tahan dari ancaman kebakaran maupun ledakan. Keunggulan Pertashop ini hasil inovasi bersama antara PT Pindad (Persero) dengan PT Pertamina (Persero).

"Kami terus mendorong pembangunan Pertashop, saat ini beberapa unit pertashop lainnya tengah dalam proses instalasi, persiapan lahan, dan ada yang tengah memasuki fase kerjasama," kata Region Manager Communication, Relations dan CSR pada PT Pertamina MOR II Sumbagsel, Dewi Sri Utami.

Pertashop kata dia, menghadirkan produk dengan kualitas dan harga yang sama dengan SPBU, takaran yang tepat serta memperhatikan adanya faktor keamanan. Adapun BBM langsung dipasok melalui Fuel Terminal atau TBBM Pertamina terdekat.

"Dengan harga dan kualitas yang sama dengan SPBU, maka diharapkan keberadaan Pertamina makin dirasakan manfaatnya khususnya oleh masyarakat pedesaan," ujar Dewi.

Pertashop menjadi bagian penting program One Village One Outlet (OVOO). Ini bertujuan untuk menjangkau wilayah terpencil yang belum terlayani oleh SPBU reguler. Dengan hadirnya Pertashop, masyarakat bisa mendapat hak yang sama untuk mencukupi kebutuhan energinya sebagaimana masyarakat perkotaan.

Adapun konsep kerjasama Pertashop memiliki tiga kategori, yakni Gold, Platinum, dan Diamond. Kategori Gold berkapasitas penyaluran BBM 400 liter per hari dengan luas lahan 144 meter persegi.

Sedangkan Platinum berkapasitas penyaluran BBM 1.000 liter per hari dengan luas lahan 200 meter persegi. Sementara untuk jenis Diamond berkapasitas penyaluran 3.000 liter per hari dengan luas lahan yang harus disediakan 500 meter persegi.

"Pertashop dibangun dengan skema kerjasama antara Pertamina dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Keberadaan program ini dapat mendorong perekonomian di pelosok, serta membantu terwujudnya energi berkeadilan di Indonesia" demikian Dewi Sri Utami.

Â