Sukses

Masa Kepemimpinan Danny Pomanto di Mata Erwin Aksa

Erwin menilai selama Danny Pomanto menjadi Wali Kota Makassat, tidak ada hal monumental yang ia bangun.

Liputan6.com, Makassar - Pengusaha nasional kelahiran Makassar Erwin Aksa memandang sejak menakhodai Makassar, Danny Pomanto hanya menebar mimpi, namun minim perencanaan bahkan eksekusi.

"Danny gagal memimpin Makassar. Banyak mimpi dia tidak terlaksana karena dia tidak mengerti dan tahu perencanaan bahkan eksekusi," kata Erwin lewat pesan singkat, Minggu (11/10/2020).

Sebagai putra daerah, lahir dan besar di Makassar, putra founder Bosowa Group itu prihatin dengan tata ruang dan letak kota Makassar yang amburadul dan dirusak. Erwin menegaskan di era Danny, tidak ada sesuatu monumental yang berhasil dikerjakan alias gagal total. Termasuk proyek reklamasi di teluk Makassar yang menurut pemerhati lingkungan merusak sistem biota laut hingga merugikan nelayan.

"Persoalan reklamasi di kota Makassar tidak terlepas dari perencanaan Danny waktu dia menjadi urban planner sebelum jadi walikota, tapi banyak yang tidak dipelajari aspek lingkungan dan juga perizinan yang baik," katanya.

Danny saat menjabat walikota juga rajin berkunjung ke luar negeri dengan dalih studi banding. Erwin menilai tak ada kemajuan berarti dalam pembangunan dan kemajuan ekonomi Makassar. Yang ada hanya pemborosan anggaran belaka.

Erwin memandang, kemajuan ekonomi dan peradaban Makassar dari sisi history tak terlepas dari peran para saudagar dan masyarakatnya yang berjiwa pedagang. Hal tersebut bertolak belakang dengan klaim yang selama ini digaungkan bahwa Makassar berubah wujud menjadi kota dunia dan disegani di kancah nasional khususnya Indonesia timur karena pengaruh keberhasilan walikotanya.

Senada dengan itu, dalam sebuah kesempatan belum lama ini, Ilham Arief Sirajuddin, Mantan Walikota Makassar menyebut suksesornya, Danny Pomanto sebatas hebat sebagai arsitek, bukan walikota. Buktinya, pertumbuhan ekonomi melambat dan tak ada bangunan monumental yang dibuatnya.

Hal tersebut diungkapkan IAS kala menanggapi pernyataan Danny yang malah mengklaim pembangunan monumental di eranya adalah jasanya. Tidak ditampiknya bahwa Danny berkontribusi dalam rancangan. Memang benar IAS memilih Dannh sebagai arsitek pembangunan Kota Daeng di masa kepemimpinannya.

"Saya meminta tolong kepadanya agar membantu saya merancangnya karena DP cukup bagus sebagai arsitektur. Tapi pertanyaan saya, kenapa saat menjabat sebagai penentu kebijakan, DP tidak membangun apapun kecuali membenahi lorong dan mengklaimnya sebagai Lorong Nasdem?" terang IAS.

Pilwalkot Makassar tahun ini menghadirkan empat pasangan kandidat yang bertarung merebut hati masyarakat yang ditentukan 9 Desember mendatang. Salah satunya Danny Pomanto yang dipasangkan dengan kader NasDem, Fatmawati Rusdi. 

Simak juga video pilihan berikut: