Liputan6.com, Jakarta - Terkait adanya potensi tsunami di pesisir selatan Jawa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya melakukan persiapan dengan berbagai rencana kontinjensi, serta sosialisasi dan edukasi pada masyarakat di daerah tersebut.
"Ini dilakukan berdasarkan aktivitas gempa yang kita catat dan dari berbagai sumber termasuk BMKG. Sebenarnya, tanda-tanda itu sudah diketahui dan potensinya di Laut Hindia luar biasa," katanya, Senin (12/10/2020).
Hasil riset yang muncul beberapa waktu lalu juga mengatakan, ada potensi megathrust di Hindia Selatan atau di Laut Hindia, yang bakal terdampak di Jawa bagian tengah maupun selatan.
Advertisement
"Sehingga penting untuk memerhatikan area-area zona bahaya," kata Ganjar.
Baca Juga
Ganjar Pranowo juga mengatakan, kesiapan menghadapi tsunami pesisir selatan Jawa tersebut pada hakikatnya tidak cukup hanya dengan rencana kontinjensi maupun sosialisasi, namun juga meliputi persiapan jalur evakuasi serta tempat pengungsian sementara.
Kemudian juga kelengkapan peralatan dapur umum serta mandi, cuci, kakus (MCK), adanya gladi ruang dan lapangan serta persiapan logistik makanan maupun kesehatan.
"Ini kita siapkan termasuk di area rancangan tsunami yang telah dipetakan baik itu Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Wonogiri. Sebenarnya peta ini juga nyambung ke wilayah Yogyakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur," katanya.
Lebih rinci, terdapat total 606.464 jiwa yang terancam tsunami yakni meliputi 11 kecamatan di Cilacap dengan 518.797 jiwa, delapan kecamatan di Kebumen dengan 60.404 jiwa, tiga kecamatan di Purworejo dengan 30.097 jiwa serta satu kecamatan di Wonogiri dengan 166 jiwa.
Di sisi lain, edukasi pada masyarakat setempat juga menjadi poin penting dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana termasuk kesadaran yang mesti dilatih dengan kearifan lokal.
Sebagai contoh jika berkaca ke Jepang, maka diketahui bahwa kerusakan akibat tsunami dapat diminimalisir dengan keberadaan banyaknya pepohonan. Hal itu sudah dipantau di Kebumen dimana terdapat cemara laut atau cemara udang yang telah tumbuh subur dan tinggi.
Menurutnya, jika area-area di bagian selatan ditanami dengan banyak pepohonan, mungkin hal itu dapat membantu dari sisi pencegahan dampak tsunami yang lebih buruk.
"Kita tidak pernah tahu akan seperti apa nanti, tapi setidaknya dapat membantu jika kita berkaca pada sejarah di masa lalu. Inilah yang kita sampaikan dan sosialisasikan pada masyarakat," ujarnya.
Lebih jauh, ia menambahkan mitigasi bencana tsunami juga meliputi adanya alarm yang berfungsi saat sistem menerima informasi atau peringatan. Hal itu disamping adanya informasi gempa bumi real time dan peringatan tsunami dari BMKG yang dikirim sesuai SOP lembaga tersebut.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.