Liputan6.com, Padang - Pada zaman yang sudah modern ini masih ada di antara masyarakat yang meyakini ritual 'ratik tolak bala' atau zikir menolak sial untuk memohon keselamatan, seperti yang dilakukan masyarakat Nagari (desa) Taluk, Kota Pariaman, Sumatra Barat (Sumbar).
Ritual ratik tolak bala yang dilakukan warga Taluk untuk memohon keselamatan dalam melaut. Pasalnya, seorang nelayan yang hilang saat melaut pada 15 September 2020 lalu belum diketemukan hingga kini.
"Nelayan yang hilang melaut pada bulan lalu belum kunjung ditemukan, ditambah ekonomi nelayan akhir-akhir ini juga mengalami penurunan, karena jumlah tanggapan menurun," ujar Pelaksana tugas Wali Kota Pariaman, Mardison Mahyuddin, Senin (12/10/2020).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa masyarakat masih meyakini, laut akan memuntahkan kembali seseorang yang hilang atau tenggelam di laut.
Namun, hingga kini tubuh nelayan yang menghilang belum ditemukan, sebagian nelayan khawatir keadaan belum aman.
"Semoga tujuan dari ritual ratik tolak bala ini tercapai, sehingga dapat mengangkat kembali perekonomian nelayan dan diberi keselamatan selama melaut," imbuhnya
Saksikan Juga Video Pilihan Berikut Ini:
Tradisi Tahunan
Tradisi ritual 'Ratik Tolak Bala' sudah digelar warga nagari Taluk, Kota Pariaman setiap tahunnya untuk memohon keselamatan dalam melaut.
Kepala Desa Taluk Ismet Zuhri mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun dan berlangsung selama tiga hari.
Nelayan kerap kali tidak bisa melaut akibat cuaca buruk dan biasanya terjadi sebanyak 3 hingga 4 kali dalam setahun. Tidak jarang juga nelayan hilang atau tenggelam jika memaksakan diri melaut saat cuaca badai.
"Setiap tiga bulan dalam setahun nelayan di sini tidak bisa melaut akibat cuaca buruk. Dengan ritual ratik tola bala ini diharapkan segera berlalu," ujarnya.
Warga Nagari Taluk akan melafalkan zikir sembari mengelilingi kampung hingga ke tepian laut, dengan harapan doa-doa yang dipanjatkan dikabulkan Allah SWT.
Advertisement