Liputan6.com, Bandung - Sebanyak empat pengungsian didirikan untuk warga Pameungpeuk yang terdampak banjir di Garut, Jawa Barat pada Pukul 04.00 WIB. Seluruh lokasi pengungsian itu adalah Kantor Kecamatan, Kantor Koramil, Kantor Polsek dan Kantor Pemerintahan serta di wilayah aman lainnya.
Pemicu banjir bandang itu adalah hujan deras, hingga menyebabkan meluapnya Sungai Cipalebuh, Cikaso dan Cibera berdampak ke 10 desa di tiga Kecamatan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Manajer Pusat Pengendalian dan Operasional Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalop-PB BPBD) Jawa Barat Budi Budiman Wahyu, di Kecamatan Pamengmpeuk ketinggian air dikisaran 100-150 sentimeter serta dua unit jembatan terdampak. Sementara di Kecamatan Cibalong, 110 unit rumah terendam banjir dengan ketinggian air dikisaran 50-80 sentimeter serta satu unit jembatan terdampak.
"Untuk Kecamatan Cikelet hanya akses jalan yang tergenang," ujar Budi dalam keterangan resminya ditulis Bandung, Senin, 12 Oktober 2020.
Budi mengatakan BPBD Provinsi Jawa Barat terus memantu dan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Garut. Hingga kini BPBD Kabupaten Garut melakukan pendataan dan pemantauan ke lokasi kejadian dengan berkoordinasi dengan aparat desa setempat.
Perkembangan terbaru banjir Garut, ucap Budi, terdapat korban hanyut tetapi masih dikonfirmasi kebenarannya. Budi mengungkapkan akses menuju Pameungpeuk via Garut masih tertutup oleh longsoran di tiga titik.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Evakuasi Korban Banjir Terkendala Peralatan
Sementara itu berdasarkan laporan dari Kepolisian Sektor Pameungpeuk hujan intensitas tinggi berakibat meluapnya sungai Cipalebuh dan Cikaso berdampak terhadap pemukiman masyarakat di sekitar bantaran sungai. Diantaranya Kampung Bojong Mongkong Kecamatan Pameungpeuk, Kampung Leuwi Simar Punaga Sukapura dan Kampung Asisor desa Mandalakasih.
"Terjadi juga di Kampung Leuwi Genteng Desa Sirnabakti dan Kampung Segleng Desa Paas. Telah terendam air dengan ketinggian 1-1,5 meter dan masyarakat telah dievakuasi sebagian ke tempat aman," sebut Kepala Polisi Sektor Pameungpeuk Dedin Permana.
Dedin mengaku proses evakuasi masyarakat masih berjalan dan masih banyak warga yang terjebak air di dalam rumah terutama sekitaran Kampung Leuwi Genteng. Evakuasi terkendala karena tidak ada peralatan.
Meski tempat pengungsian belum terpusat dan baru di sekitar tempat-tempat aman dari luapan air. Sementara itu informasi sementara yang diterima dari Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (FK Tagana) Garut, dalam kejadian banjir bandang di kawaaan Garut Selatan (Garsel) satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan 453 orang atau 131 kepala keluarga rumah tinggalnya terendam, tiga diantaranya hanyut milik Atep, Opik dan Badrudin. Kondisi lainnya yaitu 21 rumah rusak berat, enam rumah rusak sedang dan 15 rumah rusak ringan.
Fasilitas umum yang mengalami kerusakan yaitu jembatan Lewinanggung dan jembatan Kasakambangan. Tak hanya itu bangunan sekolah SMPN 1 Pameungpeuk serta di Desa Sirnabakti berupa bangunan Paud, Masjid Madrasah dan posyandu mengalami hal serupa.
Sama halnya jembatan Rawayan di Kecamatan Cibalong serta pemukiman di tiga desa yaitu Karyasari, Sagara dan Mekarwangi. Akses jalan yang terganggu dikarenakan intensitas hujan tinggi yaitu Kampung Cijambe, Desa Cijambe, Garut.
Advertisement