Sukses

Ritual Kuno Batu Peninis Mengawali Pembukaan Desa Kartun Sidareja

Ritual Batu Peninis mengawali pembukaan Kie Art Cartoon School dan Cartoon Village Sidareja.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah ritual budaya di Desa Sidareja Peninis, Purbalingga, Jawa Tengah bangkit kembali setelah sempat terkubur satu abad. Ritual Batu Peninis namanya, merupakan ritual untuk mendoakan leluhur desa dan menghormati alam semesta. Ritual itu dilakukan di Sungai Peninis yang terdapat Batu Petuah.

Desa Peninis adalah desa yang permai, dipenuhi berbagai pepohonan, ada sungai, gua, dan dibingkai bukit batu yang asri Lokasinya berdekatan dengan Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah. Desa dengan mayoritas petani ini termasuk dalam zona hijau pandemi Covid-19.

Penemuan Ritual Batu Peninis ini seiring dengan misi dua pegiat seni budaya, Slamet Santosa dan Gita Thomdean, untuk merevitalisasi budaya sekaligus meningkatkan perekonomian Desa Peninis. Keduanya membangkitkan budaya desa dalam kemasan kekinian, dengan cara menceritakan kembali budaya tersebut dalam kartun. Budaya mencakup legenda, tarian, permainan, makanan tradisional dan kearifan lokal lainnya.

Dalam proses itu Ritual Batu Peninis ditemukan. ‘Setelah proses observasi sekitar lima bulan dan mendengar cerita dari para sesepuh desa,” kata Gita Thomdean, dalam keterangan tertulisnya, Rabu (14/10/2020).

Ritual Batu Peninis pun menjadi agenda penting program Sidareja sebagai desa kartun berbudaya (Cartoon Village Sidareja). Tepat dua minggu sebelum hari peresmian dimulainya pemuralan Cartoon Village Sidareja, ritual digelar. Ritual ini dilakukan sebagai wujud ucapan syukur dan permohonan restu akan dibangkitkannya kembali budaya nenek moyang melalui media modern kartun.Ritual di Purbalingga

Ritual Batu Peninis berupa prosesi penghormatan kepada Yang Kuasa di sebuah batu bertuah, batu tempat berdoanya seorang suci bernama Kayu Wayang Raja Ingas yang diyakini merupakan sosok pelindung desa pada masanya.

Ritual ini diawali dengan arak-arakan membawa uba rampe berupa tumpeng sesajian dan sembilan kendil tanah liat, diikuti sembilan sesepuh desa, dua pegiat desa kartun dan tim kartun. Arak-arakan diikuti ratusan warga desa yang bersuka cita melihat kembali lahirnya salah satu kekayaan budaya.

Sampai di sungai, sembilan sesepuh berdoa secara Islam. sembari berendam di sungai. Sembilan kendil juga diisi air sungai.

Tumpeng dan uba rampe diletakkan di atas batu bersama dengan sembilan kendil yang telah berisi air. Lantunan lagu dan tarian dijalankan oleh sembilan sesepuh desa seiring semerbak asap kemenyan. Prosesi ini sebagai wujud sukacita dan syukur kepada Tuhan. Para sesepuh membaca pertanda bahwa pembukaan pemuralan Cartoon Village Sidareja telah direstui.

Para sesepuh desa kembali ke pemukiman, tetap jalan tanpa alas kaki diiringi dengan musik tradisional. Hampir seluruh yang masyarakat mengikuti ritual hari itu mengenakan batik lancingan, khas Desa Sidareja.

Selanjutnya kendil berisi air itu dipecahkan di depan rumah yang akan dilakukan pemuralan di area pemukiman desa pada 9 September 2020 lalu, bertepatan dengan dibukanya Kie Art Cartoon School dan Cartoon Village Sidareja.

Saksikan Video Ini