Sukses

Kerugian Akibat Banjir Bandang Pesisir Garut Selatan Mencapai Rp10 Miliar

Dibanding banjir bandang Garut 2016, musibah kali ini masih kecil, namun kerusakan cukup luas hingga mencapai 6 kecamatan.

Liputan6.com, Garut - Banjir bandang yang melanda beberapa kecamatan di pesisir Garut bagian selatan, Jawa Barat, Ahad lalu, mengakibatkan kerugian material cukup besar. Total kerugian ditaksir mencapai Rp10 miliar.

“Angka itu dengan kerusakan fasilitas pemerintah seperti jembatan,” ujar Bupati Garut Rudy Gunawan, Rabu (14/10/2020).

Sehari setelah musibah alam itu berkecamuk, Pemkab langsung menginventarisir seluruh kerugian material yang dialami warga, mulai kerusakan rumah, hingga tempat tinggal mereka yang hilang tersapu terjangan banjir bandang. Beberapa dapur umum langsung dibuka untuk memberikan kemudahan bagi mereka.

“Korban jiwa sejauh ini belum ada laporan, kalau dua nelayan yang hilang, itu tidak ada kaitan dengan banjir,” kata dia.

Berdasarkan data sementara, ada sekitar seribu rumah warga terdampak dengan berbagai kategori kerusakan. Sedangkan daerah terdampak paling parah menimpa Kecamatan Pameungpeuk dan Cisompet.

“Kerusakan yang tejadi di Garut Selatan tidak separah banjir Cimanuk, namun  bencana di Garsel lebih luas, karena meliputi enam kecamatan,” ujarnya.

Setelah pendataan usai, Pemkab Garut memastikan seluruh warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing, termasuk rumah sanak saudara para korban.

Meski begitu, di tengah cuaca ekstrem yang masih terjadi, dia menginstruksikan untuk tetap melakukan mitigasi bencana.

“Saya melihat hujan tidak akan berhenti, malah BMKG  memperingatkannya mulai November sampai Februari,” papar dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Kondisi Berangsur Normal

Komandan Kodim 0611/Garut Letkol CZi Deni Iskandar memastikan, seluruh warga yang terdampak banjir bandang, sudah meninggalkan tempat pengungsian.

“Di pengungsian juga tidak banyak, hanya lima rumah yang hanyut akibat banjir, jadi hari ini masyarakat sudah kembali ke rumah,” ujarnya.

Selain memberikan bantuan kepada warga terdampak, tim gabungan dari Polres Garut, Kodim Garut, BPBD dan unsur terkait lainnya, terus melakukan pembersihan lumpur sisa banjir.

“Dari dinas kesehatan sekarang mulai melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi rumah korban banjir, karena ditakutkan ada virus,” kata dia.

Kepala Desa Mandalakasih, Kecamatan Pamengpeuk Iwan Darmawan memastikan seluruh warganya sudah kembali ke rumah masing-masing.

Mereka langsung melakukan kerja bakti untuk membersihkan rumah dan fasilitas umum yang tertimbun lumpur.

“Ada lumpur yang masih menutup jalan dan beberapa fasilitas umum lainnya,” ujar dia.

Saat ini beberapa hal yang masih dibutuhkan para korban terdampak banjir yakni air bersih dan obat-obatan. "Kalau sembako sudah banyak yang ngasih bantuan,” kata dia.

Menurut Iwan, Desa Mandalakasih merupakan wilayah yang paling parah terdampak banjir bandang di Kecamatan Pameungpeuk. Total warga terdampak mencapai 576 kepala keluarga atau 1.700 jiwa, dengan jumlah kerugian ditaksir mencapai Rp 500 juta.

“Banyak harta benda dan kebun warga yang terendam air dan lumpur,” ujar dia.