Sukses

Sumbar Memerah, Jumlah Kasus Harian Covid-19 Tembus Peringkat Ketiga Nasional

Kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat mengalami peningkatan signifikan pada Rabu (14/10/2020), kini positivity rate Sumbar sudah mencapai 5,08 persen.

Liputan6.com, Padang - Kasus harian Covid-19 di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) meningkat dua kali lipat pada Rabu (14/10/2020), dibandingkan hari sebelumnya. Bahkan, masuk dalam tiga besar nasional, setelah DKI Jakarta dan Jawa Barat.

Sepanjang sejarah pandemi virus Covid-19 masuk ke Sumbar, ini merupakan kasus harian tertinggi dengan jumlah kasus sebanyak 357 orang terinfeksi virus Covid-19 dari 3.065 sampel yang diperiksa. Penyebaran virus Covid-19 di Sumbar sedang meningkat signifikan, dan semakin tak terkendalikan. Kini positivity rate (PR) Covid-19 Sumbar sudah berada di angka 5,08 persen.

Semakin menanjaknya angka PR Sumbar sudah melebihi standar aman PR yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) untuk pandemi Covid-19 yang berada pada angka 5 persen.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 di Sumbar pada Rabu (14/10), total kasus Covid-19 di Sumbar sebanyak 9.405 orang dengan jumlah spesimen yang sudah diperiksa mencapai 135.415.

Jumlah pasien yang dirawat di berbagai rumah sakit sebanyak 430 orang atau 4,57 persen, isolasi mandiri 3.239 orang (34,64 persen).

Sementara pasien Covid-19 yang isolasi di daerah dan fasilitas Pemda lainnya sebanyak 496 orang. Pasien yang sembuh hingga kini sebanyak 5.222 orang atau 55,51 persen.

Saksikan Juga Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Sudah Masuk Kategori Berbahaya

Kepala Laboratorium Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Unand, DR dr. Andani Eka Putra, M.Sc mengatakan, Sumbar sudah bisa dikatakan masuk dalam kategori berbahaya atau 70 persen di antaranya tidak aman. Karena pasien yang melakukan isolasi mandiri sudah melebihi angka 2.500 orang.

Andani menilai perlu ketegasan dari pemerintah daerah untuk melarang kegiatan keramaian itu sementara waktu hingga kondisi stabil kembali.

Selain faktor itu, masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan hingga tidak menggunakan masker di luar rumah, dan belum maksimalnya pengendalian pasien positif yang melakukan isolasi mandiri juga menjadi faktor pendukung tingginya penyebaran COVID-19 di Sumbar.

Solusinya tetap kembali pada disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, orang yang datang lewat pintu udara diminta melakukan tes usap PCR gratis di bandara.

Isolasi mandiri bagi pasien positif COVID-19 tanpa gejala juga menjadi faktor yang bisa menyebabkan peningkatan kasus positif COVID-19 di Sumbar.

"Kondisi ini terjadi di DKI Jakarta. Pasien yang isolasi mandiri tidak bisa dikendalikan sehingga kadang curi-curi keluar, berpotensi menyebarkan virus pada yang lain," ujarnya.

Ke depan yang paling mengkhawatirkan, menurut dia, adalah pelaksanaan Pilkada. Ia berharap calon kepala daerah tidak melakukan penghimpunan massa tanpa protokol kesehatan sehingga bisa menjadi klaster baru.