Sukses

Warga Palembang Sukses Kembangkan Bisnis Hidroponik Online Saat Pandemi Covid-19

Adie Alqodery, warga Palembang Sumsel sukses membangun usaha Hidroponik yang dipasarkannya di medsos Facebook.

Liputan6.com, Palembang - Usaha hidroponik yang dijalani Adie Alqodery, warga Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), mampu membuat perekonomiannya stabil di tengah dampak pandemi Covid-19.

Dengan menggunakan teknologi canggih dalam bercocok tanam dengan cara baru, Adie dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian yang dikelolanya di lahan rumahnya.

Untuk mempermudah pemasaran hasil pertaniannya, Adie menggunakan media sosial (medsos) Facebook. Dia bahkan berhasil menjalani bisnis produk pertanian berbasis teknik hidroponik tersebut, dan mendirikan Green Corner Hydroponic Palembang.

Green Corner Hydroponic kini menjadi pemasok sayuran hidroponik, penyedia instalasi, dan sarana pelatihan untuk teknik bercocok tanam hidroponik.

“Awalnya lagi main internet di rumah, lalu melihat tanaman yang tumbuh di pot pipa yang menarik perhatianku. Saya ajak bertemu pemilik tanaman itu, berdiskusi tentang hidroponik dan akhirnya memutuskan untuk mengembangkan bisnis ini,” katanya, Jumat (16/10/2020).

Bisnis hidroponik yang dijalaninya sejak tahun 2012 lalu, memang awalnya belum diminati oleh warga Palembang. Bisa dibilang, Adie termasuk petani dan pemasok sayuran hidroponik pertama di Palembang.

Karena saat itu, produk sayuran dari hidroponik masih dipasok dari luar kota seperti Jakarta, Bandung dan Medan. Dari usahanya tersebut, Adie bisa memproduksi 12 jenis sayuran di green house seluas 300 meter persegi. Mulai dari sayur bayam, kangkung, kailan, kale hingga selada.

Sayuran segar tersebut, dipasok ke pasar tradisional, pasar swalayan, toko ritel, hotel, hingga restoran di Kota Palembang.

“Sebenarnya masing-masing itu ada pasarnya. Sawi-sawian seperti sawi sendok (pakcoy) dan caisim paling banyak permintaanya dari restoran. Sedangkan jenis sayur seperti selada untuk hidangan salad, sangat diminati perhotelan,” ucapnya.

Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diterapkan beberapa waktu lalu di Palembang, berdampak pada pemesanan sayuran dari hotel dan restoran.

Namun konsumsi dari kelompok pelanggan rumah tangga, memiliki kontribusi yang cukup baik terhadap omzet bisnisnya secara keseluruhan. Termasuk penjualan di medsos secara online dan offline.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 3 halaman

Pasarkan di Facebook

“Semenjak berlakunya PSBB, banyak usaha rumah makan tutup. Untuk kelompok pelanggan rumah tangga, mereka juga tidak berani keluar saat itu. Saya berpikir harus lebih gencar promosi di online. Dan ternyata benar, dari Facebook dan Instagram itu penjualan naik sampai 40 persen,” katanya.

Awalnya Adie memakai akun Facebook pribadi, untuk memposting foto kegiatan berkebun dan foto sayuran hidroponik yang berhasil ia tanam.

Lambat laun, banyak teman-temannya tertarik dengan postingan Adie dan mulai bertanya hingga akhirnya membeli.

Dari situ, ia menyadari potensi besar media sosial untuk mengembangkan bisnis hidroponiknya ke tingkat selanjutnya. Untuk membangun kepercayaan dan kredibilitas, bisnis Adie hadir di Facebook melalui Halaman Green Corner Hydroponic Palembang.

3 dari 3 halaman

Edukasi Warga Palembang

Menurutnya, Halaman Bisnis di Facebook membuatnya lebih leluasa untuk mempromosikan produk sayuran dan berinteraksi dengan calon pelanggan.

“Saya coba mempelajari fitur-fitur yang ada di Facebook itu. Ada fitur Facebook Page dan saya buat. Saya siapkan Page dengan memasukkan nomor ponsel, alamat dan akun WhatsApp. Semua terhubung pada akhirnya,” ujarnya.

Selain menjual hasil tani sayuran hidroponik, ia membantu orang-orang yang ingin bertani dengan membangun instalasi hidroponik di rumah mereka.

Adie juga memberdayakan para pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kelompok tani skala rumah tangga, yang telah bergabung dalam komunitas dengan membantu menjual hasil kebun mereka.