Sukses

Gas Pendorong Semprotan Parfum Diproduksi di Kilang Pertamina Palembang

Kilang Pertamina di Plaju Palembang Sumsel memproduksi gas pendorong semprotan parfum.

Liputan6.com, Palembang - Kilang Pertamina di Plaju Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), ternyata menjadi salah satu kawasan produksi gas pendorong semprotan parfum.

Gas pendorong semprotan parfum tersebut, banyak digunakan di alat-alat kecantikan seperti hair spray, dry shampoo, penyegar wajah, parfum dan lainnya.

Produk tersebut digunakan dengan cara disemprotkan, saat digunakan terdengar bunyi desisan seperti gas.

Region Manager Communication Relations & CSR Pertamina Sumbagsel Dewi Sri Utami mengatakan, produk cairan bisa menyebar rata, karena didorong dengan gas yang disebut dengan Hydrocarbon Aerosol Propellant atau HAP, yang merupakan produk turunan dari gas.

“HAP merupakan salah satu produk yang dihasilkan Kilang Pertamina, salah satunya Refinery Unit III Plaju Palembang,” ucapnya, Jumat (16/10/2020).

Selain untuk produk perawatan dan kesehatan, HAP juga digunakan dalam kemasan produk pembunuh kuman, serangga, cat semprot dan lainnya.

Saat pandemi Covid-19, banyak produk pembunuh kuman dan mikroorganisme sebagai antisipasi penularan virus Covid-19.

“HAP sebagai varian produk gas domestik, merupakan gas pendorong atau aerosol ramah lingkungan yang mendukung kebijakan pemerintah dalam mengatasi pemanasan global. HAP murni dibuat dari bahan alam dan tidak berpotensi dalam penipisan lapisan ozon,” katanya di Palembang.

Sebelum ada HAP, produk gas pendorong yang digunakan adalah Cloroflourkarbon (CFC), yang dapat merusak lapisan ozon. Namun pada tahun 2015, CFC tidak diperbolehkan digunakan lagi, setelah dikeluarkannya protokol Montreal.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

2 dari 3 halaman

Pengolahan Kilang Pertamina

Menurutnya, HAP yang diproduksi Kilang RU III Plaju Palembang, tersedia dalam berbagai jenis dengan spesifikasi disesuaikan dengan kelompok industri penggunanya.

“Seperti HAP-32 untuk industri parfum dan korek api gas, HAP-39 untuk industri hair spray, HAP-42 untuk industri air freshner HAP-52 untuk indsutri insektisida dan HAP-85 untuk industri cat semprot, yang menggunakan propellant sebagai pendorong produk aerosol,” ungkapnya.

Diungkapkannya. HAP merupakan produk gas berasal dari crude yang diolah di Crude distiller Unit (CDUs), kemudian masuk ke Gas Plant Unit.

Setelah melewati sejumlah proses, produk gas dari pengolahan kilang menghasilkan LPG, Musicool dan HAP.

3 dari 3 halaman

Produk Cegah Covid-19

Dewi menambahkan, rata-rata produksi HAP di kilang Plaju sebesar 10 – 15 ton/bulan, dimana disalurkan ke Depot LPG Pulau Layang, yang berada di bawah Marketing Operation Region II Sumbagsel.

Produk HAP sendiri pada masa pandemi Covid-19 ini, lanjut Dewi, termasuk yang mengalami peningkatan permintaan.

Seiring dengan peningkatan produk sanitasi baik itu hand sanitizer, disinfektan, dan produk cair lain yang memerlukan propellant aerosol sebagai pendorong.

“Produksi HAP menyesuakan permintaan, apabila permintaan berkurang, maka akan diolah menjadi LPG atau Musicool bahan pendingin AC,” katanya.