Sukses

Aliansi Bali Tidak Diam Bantah Sebar Pamflet Penjarahan Saat Demo Omnibus Law

Aliansi Bali Tidak Diam bantah sebarkan pamflet ajakan penjarahan. Aliansi mahasiswa dan aktivis tersebut turun ke jalan untuk memprotes UU Cipta Kerja atau Omnibus Law.

Liputan6.com, Denpasar Maraknya pamflet yang mengegerkan publik Bali mengenai ajakan untuk membuat kerusuhan pada aksi demonstrasi yang akan digelar mahasiswa dan aktivis mendapat respon Aliansi Bali Tidak Diam. Ya, mahasiswa dan aktivis yang tergabung Aliansi Bali Tidak Diam kembali turun ke jalan memprotes UU Cipta Kerja atau Omnibus Law. Mereka pun telah menyebarkan famplet ajakan kepada publik Bali untuk ikut turun ke jalan.

Namun, mereka menampik bahwa pamflet yang mereka sebarkan berisi ajakan membuat kerusuhan sebagaimana tersebar di beberapa titik di Kota Denpasar. Juru Bicara Aliansi Bali Tidak Diam, Dewa Gede Satya Ranasika Kusuma menyesalkan beredarnya famplet ajakan kerusuhan yang mencatut mereka. "Poster tersebut secara garis besar mengajak orang lain untuk melakukan aksi kerusuhan dan mengatas namakan aliansi Bali Tidak Diam," katanya kepada awak media, Kamis (22/10/2020). Gede Satya mengakui aliansinya akan kembali turun ke jalan.

Aliansi Bali Tidak Diam pun telah menyebarkan pamflet ajakan aksi turun ke jalan. Poster dari aliansi Bali Tidak Diam disebarkan beberapa hari sebelum aksi turun ke jalan. Namun, pamflet yang mereka sebarkan berbeda sama sekali dengan yang tertempel di tiang-tiang listrik di seputaran Renon, Denpasar.

"Aliansi Bali Tidak Diam mengecam keras adanya poster provokatif yang mencatut nama kami dan tertempel di sejumlah tiang listrik di kawasan Renon, Denpasar. Pemasangan sejumlah poster itu jelas tidak dilakukan oleh kami. Apalagi di dalam poster itu termuat ajakan provokasi seperti serang, hancurkan dan ajakan menjarah hingga membakar," tuturnya.

Sementara itu, salah satu perwakilan aksi Bali Tidak Diam lainnya, Windu Wicaksana mengatakan ciri-ciri dari poster yang dibuat dan disebarkan oleh Aliansi Bali Tidak Diam hanya terdiri atas dua warna yaitu hitam dan putih. Sementara pada poster yang berisi ajakan provokatif memiliki warna hitam putih dan merah.

"Poster ajakan kerusuhan yang tersebar ditemukan di beberapa titik. Namun anehnya, poster dari aliansi Bali Tidak Diam baru satu jam dipasang sudah banyak yang dilepas dan sengaja dirusak oleh oknum-oknum tidak dikenal. Terbukti dari poster-poster aliansi Bali Tidak Diam dirobek-robek setelah dilepas dari lemnya," ujar Windu Wicaksana.

Dikatakannya, akibat hal tersebut, mulai banyak perdebatan yang timbul. Sehingga secara tegas, Aliansi Bali Tidak Diam menyampaikan pernyataan sikap. "Kami tidak pernah mencetak satu pun poster yang berwarna selain warna hitam dan putih. Kami tidak pernah melakukan dan menginisiasi aksi kerusuhan  . Kami juga mengecam dan mengutuk oknum yang menginisiasi dan mengeksekusi pelepasan dan pengerusakan poster asli Aliansi Bali Tidak Diam," ujarnya.