Liputan6.com, Pekanbaru - Sudah sebulan lebih Lapas Perempuan Pekanbaru Kelas II A dihinggapi Covid-19. Sejak itu pula 85 warga binaan dari total 217 penghuni terpapar virus dari Wuhan China itu.
Berawal dari belasan orang, lonjakan Covid-19 di Lapas Pekanbaru terus bertambah hingga awal Oktober ini. Paling banyak merupakan orang tanpa gejala dan kontak erat yang diketahui setelah tim medis klinik Lapas dan Dinas Kesehatan Provinsi Riau melakukan swab.
Advertisement
Baca Juga
Berbagai langkah terus dilakukan tim medis klinik berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat. Warga binaan yang negatif dipindahkan ke sel lain dan tim medis membuat 11 ruang isolasi.
Menurut tim medis Lapas, Ina Kurniasih, satu ruang isolasi bisa ditempati 5-6 warga binaan. Terkadang ada 10 warga binaan terkonfirmasi di sana, tergantung besarnya ruangan.
"Yang kami jadikan ruang isolasi merupakan ruangan tahanan terapi sosial karena kosong," kata Ina, Kamis siang, 22 Oktober 2020.
Agar tak menular ke warga binaan lain, ruang isolasi dibuatkan sekat hingga ke belakang. Warga binaan yang negatif Covid-19 dipastikan mendapatkan jarak aman sehingga peluang penyebaran makin kecil.
"Setiap ruangan yang ada dimanfaatkan untuk warga binaan negatif," kata Ina.
Hampir sebulan isolasi, Ina belum bisa memastikan berapa warga binaan terkonfirmasi sembuh. Pasalnya, dinas kesehatan menyebut tidak ada swab lanjutan kepada warga binaan.
Namun secara teori, tambah Ina, seharusnya beberapa warga binaan terkonfirmasi Covid-19 sudah selesai isolasi. Hanya saja tim medis belum berani menggabungkan dengan tahanan lain.
"Takutnya nanti menularkan karena belum ada bukti sembuh," ucap Ina.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak video pilihan berikut ini:
Swab Mandiri
Sebagai tindak lanjut, tim medis Lapas menggandeng Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru melakukan swab. Ada 8 warga jalani tes dan hasilnya keluar 2 hari ke depan.
Untuk anggaran perawatan lainnya, tim medis sudah mengajukan permintaan anggaran ke Direktorat Jenderal Lapas. Harapannya bisa terkabulkan dalam beberapa hari ini sehingga swab bisa dilakukan lagi.
"Sudah banyak juga bantuan dari Kakawanwil, UPT Pemasyarakatan dan lainnya," kata Ina.
Selama perawatan, Ina menyebut warga binaan terkonfirmasi diberikan obat sesuai keluhan. Secara berangsur, warga binaan yang mual, muntah hingga diare akibat dipicu Covid-19, pulih.
Awalnya, tambah Ina, warga binaan terkonfirmasi Covid-19 merupakan OTG. Selama 5 hari, warga binaan tidak mengeluh apa-apa dan beraktivitas seperti biasa di ruangan isolasi.
"Barulah hari keenam ada keluhan, sore harinya demam dan meriang, lalu muntah-muntah hingga diare," kata Ina.
Kondisi terkini Lapas Perempuan Pekanbaru tidak seperti pekan sebelumnya. Pasalnya Ina dan tim medis lainnya mulai agak santai setelah bekerja keras sebulan lebih melawan Covid-19.
"Kini menunggu hasil swab, nanti dilakukan secara acak sesuai lamanya isolasi. Mudah-mudahan sehat lagi," imbuh Ina.
Advertisement