Liputan6.com, Kota Gorontalo - Berubah dan bangkit di tengah pandemi bukanlah perkara mudah. Apalagi membangkitkan kembali bidang usaha yang kurang lebih sudah hampir 6 bulan terkena dampak Covid-19.
Berbeda dengan pria yang satu ini, namanya Parman Pakaya. Pria yang akrab disapa Aman merupakan warga Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo. Dia terbukti mampu beradaptasi meski pandemi belum berakhir.
Sebelumnya, Parman merupakan pekerja kantoran swasta di Gorontalo. Ia terpaksa berhenti karena mendapat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) pada bulan Juli 2020 saat perusahaan tempat ia bekerja ditutup sementara.
Advertisement
Baca Juga
Sembari menunggu panggilan kembali oleh perusahaan itu, akhirnya Parman putar otak. Ia kemudian mencoba membuka usaha menjual bunga dan berbagai jenis pot.Â
Usaha ini dibuka lantaran Parman melihat potensi bahwa usaha ini bisa maju saat pandemi. Banyaknya orang yang beraktivitas di rumah, membuat ia merintis usaha penjualan bunga dan pot.
Akhirnya, usaha yang dirintis pun [berbuah manis]( 4386934 ""). Tanaman hias yang paling banyak diburu oleh kaum hawa tersebut, menjadi berkah tersendiri bagi Parman, ia merasa seakan ketiban berkah.
Saat ini, per pot bisa laku Rp500 ribu hingga Rp700 ribu tergantung motif dan warna bunga tersebut. Sedangkan, strategi penjualan yang dilakukan melalui akun media sosial pribadinya.
"Alhamdulillah usaha saya laris, meskipun baru dua bulan lebih berjalan," kata Parman Pakaya.
"Kebanyakan yang datang kaum perempuan yang didominasi oleh emak-emak," dia menambahkan.
Hingga kini, kata Parman, tempat usahanya tak kunjung sepi. Setiap harinya, ia harus melayani pembeli dari dalam Kota Gorontalo hingga berbagai kabupaten yang ada di Gorontalo.
"Pandemi ternyata membawa berkah bagi saya korban PHK, lapak saya Alhamdulilah tidak pernah sepi," katanya kepada Liputan6.com.
Saat ini, kata Parman, bunga yang paling laku dibeli adalah jenis aglonema. Meski harganya sedikit mahal, tetapi bunga tersebut sudah paling dicari ketimbang bunga yang lain.
"Sudah yang paling primadona adalah bunga aglonema atau orang sering menyebutnya sri rejeki," ujar Parman.
Menurutnya, mahalnya harga bunga jenis aglonema disebabkan oleh bibit tanaman tersebut harus dipesan dari luar kota. Belum lagi pengiriman ke Gorontalo saat ini memang cukup lambat.
Selain itu, kata Parman, mahalnya bunga aglonema, ini karena perawatannya yang ekstra. Mulai dari risiko kerusakan saat pengiriman hingga pengolahan tanah yang harus teliti.
"Perawatan harus hati-hati, karena tidak bisa menggunakan sembarangan tanah," ujarnya.
Sementara, salah satu pembeli Mariati Amin Ina mengaku, bunga sri rejeki menjadi pilihan mereka karena memiliki filosofi tersendiri. Menurutnya, bunga tersebut dipercaya bisa membuka pintu rezeki.
"Meski di rumah karena pandemi, kami tetap bekerja menanam dan membudidayakan bunga yang dipercaya mendatangkan rezeki," dia menandaskan.