Sukses

Kisah Haru Ditemukannya Warga Bandung Usai Hilang 18 Tahun di Kaki Gunung Dieng

Deden bahagia dipertemukan dengan keluarganya setelah menggelandang dan hilang selama 18 tahun

Liputan6.com, Banjarnegara - Telah habis masa penantian Deden (45), warga Desa Sukahaji, lingkar selatan Kota Bandung, Jawa Barat. Setelah menggelandang selama 18 tahun, orang dengan gangguan jiwa ini sampai pada masa di mana dia bertemu dengan keluarga dan orang-orang terkasih.

Namun perjalanan menuju pertemuan itu penuh liku dan meninggalkan jejak kebaikan hati orang-orang yang mempertemukannya.

Deden menghilang ketika ia berusia 27 tahun. Gangguan jiwa membuatnya pergi tak tentu arah tanpa seizin keluarga. Sejak saat itu Deden hidup menggelandang di jalanan.

Keluarga di Bandung bukan tidak peduli. Mereka mencari Deden ke berbagai penjuru Kota Bandung, namun yang dicari tak juga ketemu.

Hingga 18 tahun berlalu, Deden sampai di Desa/Kecamatan Bawang Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kepala Desa Bawang, Galih Purwandaru menerima laporan dari warga perihal keberadaan pria gelandangan berkeliaran di desa.

Galih melaporkan keberadaan gelandangan ini ke Unit Reaksi Cepat Sarsipol, program kerja sama RS Islam Banjarnegara dengan Polres Banjarnegara pada Rabu (30/9/2020). Galih melapor dengan harapan Deden mendapat penanganan medis, khususnya psikiater.

"Dalam hitungan menit kami bergerak melakukan penjemputan. Kami bawa ke bangsal jiwa dan mendapatkan penanganan intensif," kata Ketua Unit Reaksi Cepat Sarsipol, dr Tegar Jati Kusuma yang juga dokter di RS Islam Banjarnegara, Selasa (20/10).

Tim reaksi cepat mendapati pria dengan gangguan jiwa itu, dalam kondisi tak terawat, tubuhnya kotor dan rambut menggimbal. Petugas langsung membersihkan dan memberikan pakaian baru kemudian memberikan makanan sebagaimana mestinya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Dibuatkan Surat Domisili

Tim dokter juga kesulitan berkomunikasi dengan Deden karena ketika ditanya apapun, ia hanya mengangguk. Deden tak mengucapkan sepatah katapun.

"Awalnya kita tidak tahu sama sekali identitasnya, komunikasi hanya mengangguk saja," kata dr Tegar.

Pemerintah Desa Bawang Kecamatan Bawang membuatkan Deden berkas domisili sebagai kelengkapan administrasi dan surat jaminan agar biaya perawatan 100 persen ditanggung pemerintah daerah. Ini merupakan program Bupati Banjarnegara yang menanggung biaya perawatan orang dengan gangguan jiwa.

Untuk memudahkan proses administrasi, Kades Bawang memberi nama Agus Tus kepada Deden yang ketika itu belum diketahui identitasnya. Kades memberikan nama itu karena ditemukan di bulan Agustus.

Deden menjalani perawatan intensif selamabtujuh hari di RS Islam Banjarnegara. Dalam proses pengobatan, selain dokter spesialis, psikiater, dan perawat, RS Islam Banjarnegara juga melibatkan ahli hipnoterapi untuk membantu pasien mengingat kembali memori tentang pasien. Melalalui metode hipnoterapi, Deden perlahan bisa diajak berkomunikasi.

"Dalam terapi ke pasien Deden ini, terungkap jati diri yang bersangkutan, mulai nama, alamat, orangtua dan beberapa nama tetangga Deden," ujar dia.

Berawal dari identitas itu, Dinsos Banjarnegara berkomunikasi dengan Dinsos Provinsi Jabar lalu ke Dinsos Kota Bandung. Karena telah mengetahui identitas dan alamatnya, Deden meminta untuk diantar pulang. Ia mengaku rindu kampung halamannya.

Pada Sabtu (10/10/2020), RS Islam menyerahkan Deden ke Dinsos PPPA Banjarnegara untuk proses pemulangan ke kampung halamannya. Petugas Dinsos PPPA Banjarnegara selanjutnya menyerahkan Deden ke Dinsos Provinsi Jawa Barat di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Dewananta Cilacap, Jumat (16/10/2020).

 

3 dari 3 halaman

Penjemputan Deden

"Kami bertemu Deden dan Dinsos Kabupaten Banjarnegara di PPSLU Cilacap untuk menjemput Deden," kata Waryo staf Dinsos Provinsi Jabar saat dihubungi, Selasa (20/10).

Dinsos provinsi kemudian melimpahkan Deden ke Dinsos Kota Bandung. Dinsos Kota Bandung yang selanjutnya mempertemukan Deden dengan keluarga.

Kasi Rumah Tangga Sasaran (RTS) Dinsos Kota Bandung Endang Srimulyatiningsih langsung mengantarkan Deden ke keluarganya di Sukahaji, Kompleks Pasar Burung, Lingkar Selatan Bandung.

"Selama ini keluarganya terus mencari keberadaannya. Alhamdulillah keluarga sangat bahagia saat penyerahan saudara Deden," ucapnya.

Direktur RS Islam Banjarnegara dr Agus Ujianto SpB mengaku bersyukur, atas pertemuan antara anggota keluarga yang mencari dan yang dicari sudah dipertemukan. Ia mengaku bersyukur RS Islam mampu memenuhi tujuan para pendiri yaitu bisa bermanfaat bagi sesama.

"Saya berterimakasih kepada Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang membiayai 100 persen orang dengan gangguan jiwa, dan menghubungkan dengan keluarga dengan sangat cepat," ungkapnya.