Sukses

11 Positif Covid-19, Bagaimana Muasal Munculnya Klaster DPRD Cilacap?

Swab massal di lingkungan DPRD Cilacap dilakukan sejak awal pekan lalu, seturut meninggalnya salah satu anggota Dewan yang dinyatakan positif Covid-19.

Liputan6.com, Cilacap - Kantor DPRD Cilacap, Jawa Tengah, ditutup total atau lockdown selama tiga hari usai 11 orang di lingkungan DPRD terpapar Covid-19. Sementara itu, anggota Dewan dan pegawai bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Sebelas orang tersebut yakni tiga anggota dewan dan delapan pegawai Sekretariat Dewan (setwan). Dari jumlah itu, sembilan di antaranya adalah orang tanpa gejala (OTG), dan dua orang dirawat di RS.

"WFH-nya itu kan aturannya tiga hari. Semua kegiatan dilakukan di rumah,” kata Sekretaris DPRD Cilacap, Sumaryo, Senin (26/10/2020).

Dia menjelaskan, swab massal di lingkungan DPRD Cilacap dilakukan sejak awal pekan lalu, seturut meninggalnya salah satu anggota Dewan yang dinyatakan positif Covid-19.

Swab dilakukan bertahap, terutama kepada sesama anggota dewan yang kerap berinteraksi dengan anggota yang meninggal tersebut. Dari swab massal itu, 11 orang dinyatakan positif Covid-19.

Setelah itu, swab dilakukan menyeluruh. Hingga saat ini, sekitar 90 persen anggota DPRD dan pegawai Setwan telah diswab. Kala itu, ada sejumlah pegawai yang tugas luar sehingga tak bisa mengikuti swab.

"Nah, ini rencananya mau swab, tinggal lihat jadwalnya, mau koordinasi dulu,” dia menjelaskan.

Dia mengemukakan, sesuai dengan protokol tetap pencegahan Covid-19, kantor dewan ditutup selama tiga hari, sejak Sabtu hingga Senin (26/10/2020). Selama penutupan, semua peralatan dan lingkungan kantor didisinfeksi. Selanjutnya, kantor DPRD Cilacap akan kembali operasional, tapi dengan protokol ketat.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Penularan Tak Hanya di Pansus

Perihal anggota Dewan yang positif Covid-19, Sumaryo menyebut, dua di antaranya dirawat di RS. Sedangkan satu anggota dewan lainnya hanya karantina mandiri lantaran tak bergejala atau OTG.

Begitu pula dengan pegawai Sekwan yang terpapar Covid-19. Dari delapan pegawai, hanya satu yang bergejala. Lainnya OTG.

Dia pun mengungkapkan, hingga saat ini belum diketahui sumber penularan awal Covid-19 di DPRD Cilacap. Sebab, kegiatan anggota DPRD padat. Selain itu, klaster di DPRD juga tak hanya terjadi di salah satu pansus, di mana anggota dewan yang pekan lalu meninggal bertugas.

“Di luar pansus juga ada. Jadi kita sendiri belum tahu,” ucapnya.

Diketahui, sebelumnya satu anggota DPRD Cilacap meninggal dunia dan dinyatakan positif Covid-19. Usai itu, anggota dewan dan pegawai di lingkungan DPRD menjalani swab massal.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana Dewi juga mengaku kesulitan mengetahui sumber penularan Covid-19 di DPRD Cilacap. Hanya saja, ada dugaan penularan Covid-19 bermula dari kunjungan kerja luar daerah.