Liputan6.com, Denpasar Seekor Lumba-lumba jenis hidung botol yang ditemukan terdampar di Pantai Padanggalak dengan kondisi penuh luka pada Selasa (3/11/2020). Lumba-lumba yang masih hidup saat terdampar itu akhirnya mati.
Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto mengatakan pihaknya mengevakuasi lumba-lumba dan sempat memberikan perawatan. Tapi, diduga karena lukanya dan terdamparnya terlalu lama satwa yang dikenal pintar itu tak bisa bertahan hidup.
“Ketika kami selamatkan masih dalam kondisi hidup. Sudah sempat menjalani perawatan juga. Tapi karena sudah terlalu lemas akhirnya mati,” kata Prawono di Denpasar.
Advertisement
Baca Juga
Prawono melanjutkan pihaknya menerima laporan dari masyarakat ada lumba-lumba berenang di pantai. Satwa sahabat manusia itu berukuran 270 centimeter dan berat 60 kilo gram itu dievakuasi BKSDA tersebut menderita luka di beberapa bagian tubuhnya. Naas lumba-lumba itu tidak bisa bertahan karena sudah dalam kondisi terlalu lemas.
"Ada beberapa luka, moncongnya itu ada luka sepertinya patah dan ada beberapa luka di badannya," ujarnya.
Prawono menduga satwa pintar itu terdampar karena gangguan badai laut yang merusak system sonarnya. “Karena beberap hari ini cuaca kurang bagus. Kemungkinan sonarnya terganggu dan lukanya karea dia (lumba-lumba) menabrak batu karang. Tapi, itu baru dugaan saya saja. Saat ini lumba-lumba sudah dikubur," ujar Meruanto.
Lumba-lumba saat dievakuasi BKSDA
Advertisement