Liputan6.com, Pekanbaru - Presiden Joko Widodo menganugerahi almarhum Sutan Mohammad Amin Nasution sebagai pahlawan nasional. Nama lengkap itu tentu asing bagi sebagian masyarakat Riau tapi tidak kalau disingkat menjadi SM Amin.
Nama SM Amin dapat ditemukan di sebuah jalan yang membelah Kota Pekanbaru. Jalan SM Amin menghubungkan dua kecamatan, yaitu Payung Sekaki dan Tampan.
Advertisement
Baca Juga
SM Amin merupakan gubernur pertama di Riau, setelah Bumi Lancang Kuning menjadi provinsi tersendiri. Sebelumnya, Riau termasuk dalam provinsi Sumatra Tengah.
Gubernur Riau saat ini, Syamsuar bersyukur, gubernur pertama itu mendapat gelar pahlawan nasional. Syamsuar mengajak masyarakat Riau mendoakan almarhum SM Amin mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan.
"Semoga perjuangan almarhum semasa hidupnya tercatat sebagai amal ibadah," kata Syamsuar usai tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Kusuma Dharma Pekanbaru untuk memperingati Hari Pahlawan Nasional, Selasa (10/11/2020).
Syamsuar berharap jejak langkah SM Amin bisa menginspirasi generasi muda di Riau berjuang lebih banyak untuk memajukan bangsa dan negara.
"Khususnya bagi untuk kemajuan Riau yang kita cintai ini," ucap Syamsuar.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini
Tokoh Sumpah Pemuda
Data dirangkum dari berbagai sumber, SM Amin lahir di Lhoknga, Aceh pada 22 Februari 1904. SM Amin merupakan suami dari Cut Maryam dan punya lima anak semasa hidupnya.
SM Amin wafat di Jakarta pada usia 89 tahun, tepatnya pada 19 April 1993. Pria yang juga menjadi gubernur pertama di Sumatra Utara ini, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Taman Kusir, Jakarta.
SM Amin mendapat kepercayaan dari Presiden Sukarno memimpin Riau pada 5 Maret 1958. Masa tugasnya berakhir pada 6 Januari 1960 dengan pengganti Kaharuddin Nasution.
Semasa hidupnya, SM Amin meraih ragam penghargaan dari negara, di antaranya Bintang Mahaputra dari Presiden BJ Habibie pada 1998 dan Bintang Jasa Utama dari Presiden Soeharto pada 1991.
SM Amin juga mendapat penghargaan Bintang Legiun Veteran Republik Indonesia pada 1991 serta Satya Lencana Peringatan Perjuangan Kemerdekaan pada 1961.
Semasa perjuangan kemerdekaan, SM Amin aktif mempersatukan pemuda di Sumatra dan menjadi bagian penting dalam Sumpah Pemuda. SM Amin aktif dalam Jong Sumatranen Bond yang mempersatukan pemuda di Sumatra.
Selain itu, dia juga aktif menulis dengan nama pena Kreung Raba Nasution dan berprofesi sebagai pengacara.
Advertisement