Semarang - Motif pelaku tega membunuh gadis remaja atau ABG berseragam pramuka di Hotel Frieda, Bandungan, Kabupaten Semarang akhirnya terungkap. Pelaku pemnunuhan berinisial D, 19, membunuh korban, DF, 17, asal Demak karena ingin menguasai harta benda milik korban berupa sepeda motor Honda Beat dan sebuah handphone.
Hal itu diungkapkan Kasatreskrim Polres Semarang, AKP Onkoseno G. Sukahar, kepada wartawan di kantornya, Selasa (17/11/2020).
Advertisement
Baca Juga
Onkoseno mengatakan terduga pelaku pembunuhan gadis muda itu ditangkap di Surabaya, Senin (16/11) malam. Antara pelaku dan korban sudah saling mengenal karena tempat tinggal yang cukup berdekatan.
“Sebelumnya, pelaku ini memang sudah punya niat menguasai motor korban. Mereka memang kenal dekat dan jalan bareng. Lalu, mereka check in di kamar hotel. Sampai di sana [hotel di Bandungan], Sabtu [14/11] jam 08.00, jam 10.00 korban sudah dibunuh,” ungkap Onkoseno, dikutip Solopos.com.
Kasatreskrim mengatakan saat ditemukan tubuh korban pembunuhan terdapat sejumlah luka di kepala. Selain itu, korban juga mengalami pendarahan di bagian kepala dan mulut.
“Hasil autopsi korban mengalami luka di bagian kepala dan leher. Korban dibunuh dengan cara dipukuli dan dicekik,” ujar Onkoseno.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Terduga Pelaku Pembunuhan Jual Sepeda Motor Korban
Seusai membunuh korban, pelaku langsung pulang ke Demak dengan mengendari motor korban. Sesampainya di Demak, pelaku pembunuhan langsung menjual motor dan handphone milik korban.
“Motor korban dijual dengan harga Rp2 juta. Sementara, handphone korban dijual secara online dan laku Rp125.000,” imbuh Onkoseno.
Dari motor dan handphone itu, polisi pun menelusuri jejak pelaku pembunuhan. Polisi akhirnya berhasil menangkap pembeli motor dan handphone milik korban.
“Pembeli motor dan handphone milik korban juga kita tangkap karena sebagai penadah,” tutur Onkoseno.
Seusai menjual barang milik korban, pelaku pembunuhan melarikan diri ke Surabaya. Ia pergi ke Surabaya dengan mengendarai sepeda motor Yamaha Vixion.
“Pelaku aslinya Surabaya, tinggal di Demak dititipkan oleh keluarganya kepada seorang kenalan. Pelaku tidak sekolah. Dia kenal dengan korban karena pergaulan dan rumahnya berdekatan,” ungkap Onkoseno.
Dapatkan berita menarik Solopos.com lainnya, di sini:
Advertisement