Sukses

Menikmati Wisata Ekstrem Paralayang di Bukit Lelato Pohuwato

Destinasi wisata di Provinsi Gorontalo kembali bertambah. Ada satu tempat yang akhir-akhir ini diperbincangkan, yakni wisata Paralayang Bukit Lelato.

Liputan6.com, Gorontalo - Destinasi wisata di Provinsi Gorontalo kembali bertambah. Ada satu tempat yang akhir-akhir ini diperbincangkan, yakni wisata Paralayang Bukit Lelato.

Wisata alam ini berlokasi di Desa Lomuli, Kecamatan Lemito, Kabupaten Pohuwato, yang merupakan wisata paralayang pertama di wilayah Gorontalo bagian timur. Wisata paralayang tersebut merupakan inovasi dari warga desa Lomuli. Mereka melihat letak geografis desa tersebut berada di dataran tinggi, menjadi salah satu alasan mereka menciptakan wisata tersebut.

Kepala Desa Lomuli, Abdul Kadir Yunus mengaku, wisata paralayang itu dibuat melalui anggaran dana desa dan sebagian merupakan swadaya masyarakat setempat. Menurutnya inspirasi untuk menggagas wisata paralayang itu berkat kunjunganya di wilayah Jawa.

"Kemarin saya studi banding di beberapa desa di Jawa yang punya inovasi, salah satunya wisata ini. Nah, saya berpikir pasti ini cocok buat di desa saya," ungkap Abdul Kadir.

"Malah saya melihat dataran tinggi di desa saya mempunyai ketinggian lebih dari yang ada di Jawa," tuturnya.

Simak juga video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Berharap dari Pemerintah Daerah

Akhirnya, ia memutuskan membuat wisata ini tepat berada di Bukit Lelato yang mepunyai ketinggian 460 meter di atas permukaan laut (MDPL). Dari atas bukit tersebut, panorama pemandangan Kecamatan Lemito, Popayato bahkan Pulau Una-una bisa dinikmati wisatawan.

"Berbeda dengan tempat lain, pemandangan di sini sangat luar biasa. Hutan, pulau, dan lautan lepas bisa terpantau langsung ketika mencoba paralayang di desa kami," ujarnya.

Selain itu, kata Abdul, wisata ekstrem ini sangat mudah dijangkau oleh siapa pun. Sebab, akses jalan menuju lokasi ini sangat dekat dengan jalan utama desa.

Ia berharap ke depan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah demi pengembangan wisata ini. Akses paling menantang adalah akses jalan menuju bukit peluncuran.

"Pemerintah daerah agar mengubahnya menjadi kereta gantung agar mempermudah wisata melakukan naik ke bukit melakukan peluncuran," katanya.

"Kalau ini bisa berkembang, maka saya yakin dan percaya ekonomi masyarakat bisa berkembang pula," dia menandaskan.