Liputan6.com, Purbalingga - Ratusan pendaki Gunung Slamet (4.328 mdpl) terpaksa turun usai berhadapan dengan cuaca ekstrem, Minggu (22/11/2020). Mereka diterjang badai dan hujan es berdiameter sekitar satu sentimeter.
Peristiwa hujan es di puncak Gunung Slamet itu memaksa para pendaki mencari tempat berlindung sebelum akhirnya kembali turun ke pos pendakian Bambangan, Purbalingga. Di antara pendaki ada yang mengalami cedera kaki karena tergelincir.
Advertisement
Baca Juga
Selain tergelincir, ada pula pendaki yang mengalami hipotermia akibat udara dingin. Pendaki yang terluka akhirnya dievakuasi tim Search and Rescue (SAR) Purbalingga.
Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri mengatakan tim SAR pun harus menunggu badai reda sebelum berangkat mengevakuasi para pendaki. Setelah hujan reda, tim SAR berjibaku mengevakuasi dua pendaki yang cedera.
Dari data Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, ada dua pendaki yang mengalami cidera kaki. Antara lain, Ayu, perempuan asal Cirebon, Jawa Barat dan Intan dari Banyumas, Jawa Tengah.
SAR mengevakuasi Ayu di Pos 3. Sementara Pendaki Intan berhasil dievakuasi pukul 22.00 WIB usai hujan es di Puncak Gunung Slamet reda.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
288 pendaki Gunung Slamet
"Dievakuasi pukul 10 malam karena sudah dipaksakan berjalan dalam kondisi cidera sejak dari Pos 7,” ujar dia, Senin (23/11/2020).
Sementara satu pendaki yang mengalami hipotermia dievakuasi di Pos 8. Ia mengalami hipothermia setelah diterjang badai dan hujan es.
“Biasanya musim badai terjadi sekitar bulan Februari, namun akhir-akhir ini sering terjadi cuaca ekstrem di Gunung Slamet, bahkan suhu udara bisa sangat drop di pagi hari dan sampai hujan es,” ujarnya.
Saat kejadian badai dan hujan es, ada sekitar 288 pendaki yang tengah dalam perjalanan ke puncak via pos induk Bambangan. Pos pendakian Bambangan mulai dibanjiri pendaki sejak kembali dibuka Oktober yang lalu..
“Sebelum naik, kami selalu memperingatkan pendaki untuk tetap waspada karena kondisi cuaca di Gunung Slamet akhir-akhir ini sering tidak menentu,” ucapnya.
Advertisement