Sukses

4 Bulan Mesin PCR di RSUD Kota Malang 'Nganggur', Mengapa?

Bantuan tes PCR untuk deteksi Covid-19 diterima Pemkot Malang sejak Agustus belum juga bisa dipakai.

Liputan6.com, Malang - Sudah sejak Agustus silam Pemerintah Kota Malang menerima bantuan mesin tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dari sebuah perusahaan. Tapi selama itu pula mesin belum juga diaktifkan untuk membantu mempercepat penanganan Covid-19 di Malang.

Semula mesin tes PCR yang ditempatkan di RSUD Kota Malang itu diprediksi bisa dioperasikan pada pertengahan Oktober lalu. Namun, realisasinya meleset, diperkirakan baru bisa diaktifkan pada Desember mendatang untuk deteksi cepat Covid-19 di Malang.

"Iya memang masih ada beberapa kendala yang belum bisa cepat diaktifkan," kata juru bicara Satgas Covid-19 Kota Malang, Husnul Muarif, Selasa, 24 November 2020.

Beberapa kendala itu meliputi penyiapan ruangan untuk mesin tes PCR bertekanan negatif, sumber daya manusia atau petugas mesin sampai reagen untuk bahan tes. Semua butuh penyelesaian secara bertahap.

"Untuk kesiapan petugas, minggu ini ada empat orang yang sedang ikut pelatihan," kata Husnul yang baru dilantik sebagai Direktur RSUD Kota Malang.

Bila semua dinilai sudah siap, langkah terakhir tinggal uji coba atau simulasi alat. Guna memastikan bahwa sudah benar-benar siap untuk percepatan penanganan Covid-19 di Malang. Kapasitas tes PCR di RSUD Kota Malang hanya mampu untuk 40 spesimen.

"Kalau semua lancar, mesin tes PCR ini bisa mulai beroperasi pada awal Desember nanti," ujar Husnul.

Sejauh ini ada tiga rumah sakit yang melayani tes cepat yaitu RS Saiful Anwar, RS Lavallete dan RS Akademik Universitas Brawijaya. Total kapasitas tes cepat di tiga rumah sakit itu sekitar 200 spesimen per hari. Belum terlalu ideal untuk penanganan Covid-19 di Malang.

Simak juga video pilihan berikut ini: